Bern, Swiss (ANTARA News/Reuters) - Hingga 10 calon dari tiga benua diduga akan bersaing untuk mendapatkan hak menyelenggarakan Piala dunia 2018 dan 2022, sementara batas waktu semakin mendekati batas akhir bagi negara-negara untuk mencalonkan diri. Bila tidak ada kejutan dengan masuknya pencalonan menjelang batas waktu pencalonan, badan sepak bola dunia, FIFA hari Selasa akan mengumumkan daftar negara yang mencalonkan diri, yakni empat negara dari Eropa dan Asia dan dua negara dari Amerika Tengah dan Utara. Tuan rumah Piala dunia 1966, Inggris, akan bersaing dengan negara dari benua mereka sendiri, yakni Rusia, dan negara yang mencalonkan diri secara bersama, yaitu Spanyol/Portugal dan Belanda/Belgia. Jepang, yang pada tahun 2002 menyelenggarakan Piala Dunia bersama Korea Selatan, akan bersaing dengan negara asia lainnya, yakni Indonesia, Qatar, dan Australia. Meksiko dan tuan rumah 1994, Amerika Serikat melengkapi daftar tersebut. Peraturan FIFA menyatakan bahwa putaran final Piala Dunia hanya dapat diselenggarakan di benua yang tidak menjadi tuan rumah dua event tersebut sebelumnya, yang berarti bahwa para negara yang mencalonkan diri harus memperhatikan diri dengan saingan terdekatnya secara geografi. Bila para anggota Komite Eksekutif FIFA dari Eropa dan Asia gagal menyetujui calon terkuat di kawasan mereka masing-masing pada pemungutan suara akhir Desember 2010, Amerika Serikat dan Meksiko akan dapat memperoleh keuntungan. Negara-negara Amerika Selatan tidak bisa mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 atau Piala dunia 2022, karena Brasil dijadwalkan menyelenggarakan event sepak bola terbesar di dunia itu pada tahun 2014. Sehubungan dengan Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, negara Afrika bebas mencalonkan diri untuk menyelenggarakan event 2022, tetapi belum ada satu negara pun yang mengajukan dirinya. Proses pencalonan untuk menjadi tuan rumah event sepak bola paling menggiurkan dan paling bergengsi di dunia itu kali ini dipersulit oleh keoputusan FIFA untuk menawarkan dua Piala dunia sekaligus. FIFA belum mengungkapkan bagaimana proses itu akan berjalan atau apakah komite eksekutif yang beranggotakan 24 orang itu pertama akan memilih tuan rumah Piala dunia 2018 sebelum beralih ke Piala Dunia 2022. Juga terjadi kebingungan atas penentangan presiden FIFA, Sepp Blatter, yang dikemukakan secara terbuka terhadap pencalonan gabungan, mengingat pandangannya mencerminkan kebijaksanaan resmi FIFA. Blatter mengatakan kepada wartawan pada pertemuan Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan pekan lalu bahwa "Begitu ada calon (tunggal) atau tiga atau empat calon yang relevan, kami akan langsung menolak calon ganda." Administrasi FIFA hingga kini menolak memberi komentar tentang pernyataan Blatter, dan hanya mengatakan melalui jawaban email atas pertanyaan Reuters bahwa rincian penuh proses pencalonan itu akan dikirimkan ke semua pelamar pada 16 Februari. Dokumen-dokumen akhir pencalonan harus diajukan pada Mei 2010 dengan Komite Eksekutif FIFA akan memberikan suara penentuannya tujuh bulan kemudian.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009