Jerusalem,  (ANTARA News)- Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak pada hari Senin mengatakan Israel tidak berniat  melancarkan  operasi besar lagi di Jalur Gaza.

"Tidak ada niat kami melakukan Operasi 'Cast Lead 2'," kata Barak  dalam satu wawancara  dengan laman YNet news dan  dikutip Reuters.

Komentarnya bertentangan dengan pernyataan-pernyataan Menlu Tzipi Livni , Ahad  yang mengatakan bahwa Israel jika perlu akan  melancarkan serangan baru  di Jalur Gaza untuk menghentikan serangan roket melintasi perbatasan.

Barak, ketua Partai Buruh , dan Livni , ketua Partai Kadima yang berkuasa , adalah kandidat-kandidat untuk perdana menteri dalam pemilu Israel  10 Februari.  Jajak pendapat memperkirakan Benjamin Netanyahu yang ketua Partai Likud akan menang.

Pesawat-pesawat Israel menyerang satu kompleks keamanan Hamas  dan terowongan-terowongan  di perbatasan Gaza-Mesir , Minggu , terbaru dari beberapa aksi kekerasan yang meletus yang melanggar gencatan senjata  yang mulai berlaku 18 Januari.

Tidak ada korban dilaporkan  dalam serangan-serangan udara itu, kata militer Israel. Serangan-serangan itu menyusul penembakan sekitar 12 roket  dan bom mortir ke Israel selatan, Minggu , yang mencederai  dua tentara Israel  dan seorang warga sipil.

Pesawat tempur Israel mulai beraksi beberapa jam setelah PM Ehud Olmert mengancam akan melakukan pembalasan "yang tidak seimbang" terhadap serangan-serangan roket itu. Israel melancarkan operasi militernya di Gaza  dengan tujuan menghentikan serangan roket seperti itu oleh para pejuang Palestina.

Brigade Syuhada al Aqsa, sayap militer anggota faksi Fatah  yang diketuai Presiden Palestina Mahmud Abbas, mengatakan pihaknya menembakkan beberapa roket , tetapi tidak semua serangan mereka akui.

"Kami tahu bahwa sebagian beesar dari penembakan ini tidak dilakukan  oleh Hamas tetapi dari yang lainnya, kelompok-kelompok lebih kecil. Akan tetapi, Hamas bertanggungjawab,"kata Barak kepada Radio Israel , Senin. Hamas tidak bertindak untuk menghentikan serangan-serangan ini.

Tager al Nono, jurubicara  pemerintah Hamas di Jalur Gaza,Minggu mendesak semua faksi "menghormati konsensus nasional " mengenai gencatan senjata itu, yang kelompok itu umumkan dua pekan lalu setelah Israel mengatakan pihaknya menghentikan serangannya di Gaza.

Selama serangan 22 hari Israel di Gaza , paling tidak 1.300 warga Palestina tewas  termasuk 700 warga sipil , kata Kementerian Kesehatan yang dikuasai Hamas.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009