Depok (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur Kota Depok sepanjang Senin (2/2) menyebabkan air Sungai Ciliwung meluap dan pada pukul 15.00 WIB ketinggian permukaannya mencapai 265 Cm.

"Harus diwaspadai, sekitar enam hingga delapan jam air akan sampai di Jakarta," ujar Imih, petugas Pos Pemantauan Air Depok, di Depok, Jawa Barat, Senin.

Petugas piket Pintu Air Depok Imih menjelaskan, ketinggian air Sungai Ciliwung pada Senin (2/2) pukul 14.30 WIB mencapai 275 cm atau statusnya siaga III, dan menurun pada pukul 15.00 statusnya siaga II karena ketinggian air mencapai 265 cm.

Karena itu diimbau kepada para penduduk di kawasan Kampung Melayu, Kalibata, Pengadegan, Matraman Dalam, Tebet, Rawajati, Bukit Duri, Bidara Cina, dan daerah sepanjang aliran sungai Ciliwung, untuk waspada.

Perlu diketahui, status siaga I diterapkan jika ketinggian air mencapai di atas 350 centimeter, siaga II ketinggian air antara 270-350 cm, siaga III ketinggian air antara 200-270 cm, siaga IV antara 150-200 cm, dan normal 150 cm.

Menurut Imih, banyaknya volume sampah juga turut membuat ketinggian air naik. Berbagai jenis sampah rumah tangga dan sampah pertanian tampak bercampur dengan air di Sungai Ciliwung. Sebagian sampah-sampah itu bahkan tersangkut di pintu air.

Akibat dari hujan yang terus mengguyur Kota Depok, sejumlah perumahan dilanda banjir sejumlah wilayah di Kota Depok banjir.

Seperti yang terjadi di Perumahan Taman Duta, dan Bukit Cengkeh, Cimanggis yang mencapai 30 cm atau sekitar lutut orang dewasa. Penyebab banjir tersebut karena tanggul irigasi Kali Laya jebol dan membuat ketinggian air banjir mencapai hampir satu meter.

Koordinator Satuan Tugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Depok Saiman mengatakan, ada sejumlah titik banjir yakni, Perumahan Taman Duta, Pondok Duta, Jalan Raya Margonda, Sukmajaya, dan Depok II Tengah.

Menurut dia, pihaknya telah menyebarkan 22 orang petugas. Selain itu, saat ini petugas tersebut tengah mengangkut sampah di Kali Laya untuk mengatasi luapan air dari kali tersebut.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009