Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, di arena Lapangan HM Hasan Gayo, Belang Bebangka, mengatakan pacuan kuda sebagai pesta rakyat yang digelar setiap tahunnya, dan harus benar-benar menjadi hiburan bagi rakyat.
"Dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dengan penuh kegembiraan," katanya di Aceh Tengah, Senin.
Ia menyampaikan penyelenggaraan pacuan kuda merupakan satu bagian dari tradisi masyarakat di Dataran Tinggi Gayo dalam menyambut hari-hari besar yang dianggap sakral dan penting.
Baca juga: Mengintip rahasia perawatan kuda pacu Payakumbuh
Menurut dia pesta rakyat itu juga telah menjadi media silaturrahmi dan hiburan untuk semua kalangan. Tidak hanya bagi penggemar olahraga berkuda, namun juga untuk pelaku ekonomi.
"Tapi juga para pedagang, dan bahkan masyarakat dari luar daerah. Terkhususnya bagi saudara serumpun dari Kabupaten Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara," katanya.
Baca juga: 327 kuda ikut lomba pacuan kuda tradisional di Bener Meriah
Ia mengharapkan untuk setiap pengunjung dapat menjaga dan mengindahkan norma-norma yang berlaku dengan tidak melakukan pelanggaran syariat Islam.
"Tidak melakukan permainan judi serta dapat menghentikan sementara segala hiburan, paling kurang 20 menit, sebelum azan dikumandangkan," katanya.
Empat kabupaten yang mengikuti ajang itu seperti Bener Meriah yang melibatkan sebanyak 109 kuda, Gayo Lues dengan 66 kuda, Aceh Tenggara delapan kuda, dan Aceh Tengah selaku tuan rumah dengan sebanyak 188 kuda pacu.
Baca juga: Upaya Dataran Tinggi di Aceh Gaet Wisatawan Lewat Pacuan Kuda
Ajang itu dijadwalkan akan berlangsung selama sepekan mulai 24 Februari hingga 01 Maret 2020.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020