Menurut dia, akan menjadi ironi jika Polri yang membentuk Satgas Antimafia Bola, tetapi Bhayangkara FC malah melakukan praktik pengaturan skor.
Baca juga: Kapolri minta skuat Bhayangkara FC jadi klub teladan
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Jilid III awasi perekrutan atlet
"Pesan saya kepada Bhayangkara FC, jangan sampai main atur-atur skor. Karena kita ada Satgas Antimafia Bola, tidak elok juga kalau ada pepatah jeruk makan jeruk," kata Kapolri Jenderal Idham Azis saat acara Peluncuran Jersey Bhayangkara FC, Bhayangkara Samator dan Popsivo Polwan, di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Senin.
Selanjutnya, Idham juga berpesan agar Bhayangkara FC tidak terpancing untuk melakukan tindakan penyerangan bila ada kesebelasan lain yang tidak sportif dalam pertandingan.
"Yang kedua, kalau kesebelasan lain bermain ujung-ujungnya pakai berantem, saya minta Bhayangkara FC jangan berantem karena tidak elok. Masa polisi pengayom masyarakat (kalau) kalah malah berantem, apalagi memukul wasit. Itu berarti kau kesebelasan kaleng-kaleng," katanya.
Baca juga: Bhayangkara FC perkenalkan 32 pemain untuk Liga 1 2020
Masa kerja Satgas Antimafia Bola Jilid III telah berjalan sesuai perintah Kapolri mulai 1 Februari hingga 31 Agustus 2020.
Tidak jauh berbeda dengan Satgas Jilid I dan II, Satgas Jilid III juga akan mengawasi sepak bola nasional termasuk Liga 1, 2 dan 3.
Pengawasan dilakukan di seluruh kasta Liga Indonesia dengan dibantu oleh kepala sub-satgas di 11 wilayah tempat bertandingnya Liga 1, Liga 2 dan 3.
Baca juga: Perkenalan pemain Bhayangkara FC dihadiri Kapolri dan Menpora
Dalam menunaikan tugasnya, satgas ini bekerja sama dengan POM TNI demi mewujudkan sepak bola yang bersih, bermartabat dan berprestasi.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020