Gubernur ajak mahasiswa Indonesia- Jepang jelajahi destinasi Sulsel

Mereka datang ke sini bukan hanya untuk pertukaran pelajar, tapi juga bagaimana mereka melihat tempat wisata kita

Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengajak mahasiswa Indonesia dan Jepang, yang terlibat dalam program pertukaran pelajar, mengenal Indonesia lebih dalam, mulai dari budaya sampai dengan tempat-tempat wisata di Sulsel.

Semua mahasiswa Jepang maupun Indonesia diajak ke beberapa destinasi andalan Sulsel di antaranya menikmati keindahan Rammang-rammang di Maros, Pantai Bira dan melihat langsung bagaimana pembuatan kapal phinisi di Bulukumba.

"Mereka datang ke sini bukan hanya pertukaran pelajar, tapi juga bagaimana mereka melihat tempat wisata kita," kata Gubernur saat menerima mahasiswa pertukaran pelajar Indonesia-Jepang, di Rumah Jabatan Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Minggu.

"Ajak mereka lihat orang buat kapal phinisi di Bulukumba, karena di sana tidak ada orang buat kapal tanpa gambar. Bawa mereka pergi jalan-jalan di Pantai Bira Bulukumba, nanti pulang bisa singgah di pantai Marina Bantaeng," lanjut mantan Bupati Bantaeng dua periode itu dalam keterangan tertulisnya.

Panitia sekaligus peserta pertukaran pelajar Indonesia-Jepang asal Indonesia, Meysi Azkiyah, menjelaskan, program pertukaran pelajar ini bernama SUIJI ( Six Universities Indonesia Japan Initiative) sudah berlangsung sejak 2012 silam.

SUIJI ini merupakan kerjasama Unhas, IPB, UGM, Ehime University, Kochi University dan Kagawa University.

"Mereka ini adalah gabungan dari beberapa Universitas dari Jepang. Programnya itu berlangsung selama kurang lebih tiga Minggu, mereka datang sejak 17 Februari kemarin ke Indonesia untuk melakukan pengabdian (KKN)," jelas Meysi.

Sebelumnya, mahasiswa dari Indonesia sudah datang ke Jepang untuk kegiatan yang sama. Kemudian tanggal 17 Februari kemarin mereka datang ke Indonesia untuk melakukan pengabdian di sini. Total dari mahasiswa itu 11 orang dari tiga Universitas ditambah satu dosen dari Ehime University.

Meysi mengaku, sebelum mahasiswa asal Jepang ke Indonesia, terlebih dahulu mahasiswa asal Indonesia berkunjung ke Jepang. Pada kunjungan tersebut mereka mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman baru.

Pengalaman pertama didapatkan bagaimana seluruh mahasiswa asal Indonesia melihat langsung perbedaan antara budaya Indonesia dengan Jepang. Mulai dari masalah kedisiplinan, kebersihan, menghargai orang lain dan yang paling penting bagaimana mereka sangat menghargai waktu.

"Mereka tidak senang terlambat, tidak suka orang lain menunggu. Kami banyak belajar bagaimana menghargai orang lain dan menghargai waktu," kata Meysi.

Sementara, Mahasiswa Ehime University Jepang, Arata, mengaku, sangat berkesan selama berada di Indonesia dan dia juga berharap dapat belajar banyak terutama apa masalah di Indonesia, khususnya di Sulsel.

"Kesan pertama saya ini adalah sangat indah, saya merasa berterima kasih telah menyambut kami. Selama program ini, bila kami bisa, kami ingin memberikan dampak kepada masyarakat lokal," jelasnya.