Beberapa langkah eliminasi serangan virus misterius pada babi sedang kami lakukan

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Utara (TTU) berupaya mengeliminasi dampak serangan virus misterius yang menyerang ternak babi di wilayah kabupaten yang berada di Pulau Timor Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

“Beberapa langkah eliminasi serangan virus misterius pada babi sedang kami lakukan seperti pemberian vitamin pada ternak babi yang sakit, maupun memisahkan yang sakit dan yang sehat,” kata Bupati Timor Tengah Utara, Raymundus Sau Fernandez ketika dihubungi dari Kupang, Minggu.

Ia mengemukakan hal itu terkait serangan virus misterius yang menyerang ternak babi milik warga di Kabupaten Timor Tengah Utara dan upaya penanganan dari pemerintah.

Dia menjelaskan, saat ini sudah banyak ternak babi milik warga yang mati karena terserang virus yang saat ini belum teridentifikasi nama atau jenisnya.

Data sementara, lanjut dia, sudah sekitar 120 ekor babi milik warga yang meninggal akibat serangan virus misterius tersebut yang menyebar pada sejumlah kecamatan seperti Insana Utara, Biboki Anleu, Insana Fafineus, serta di Bimoki Utara, dan Bimoki Selatan.

“Itu kondisi laporan hingga Jumar (21/2) lalu sehingga tidak menutup kemungkinan per hari ini jumlah ternak yang mati meningkat,” katanya.

Bupati TTU dua periode itu menjelaskan, dari hasil identifikasi di lapangan diketahui pola beternak yang kurang baik termasuk pola makan yang tidak bagus membuat ternak babi mudah terserang penyakit.

Raymundus mengatakan, belum memastikan jenis penyakit yang menyerang ternak babi tersebut karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Pihaknya melalui dinas terkait telah mengambil sampel darah maupun organ tubuh babi yang mati dan dikirim ke Laboratorium Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara.

“Karena itu kami masih menunggu hasil dari sana terkait jenis penyakit ini sehingga dilakukan upaya penanganan selanjutnya secara cepat dan tepat,” katanya.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020