"Kami mengambil langkah terhadap 70 akun, termasuk penangguhan permanen dan tantangan untuk memverifikasi kepemilikan akun," kata Twitter, dikutip dari Reuters.
Akun-akun tersebut melanggar aturan tentang manipulasi platform dan pesan spam. Kebijakan twitter melarang akun-akun berkoordinasi untuk menguatkan atau mengacaukan percakapan dengan.
Baca juga: Twitter Mariah Carey kena retas
Baca juga: Twitter Indonesia tanggapi konten porno didenda Rp100 juta
Manipulasi itu dilakukan dengan memakai beberapa akun untuk mengunggah konten atau memberikan kompensasi untuk meminta akun lain berkoordinasi, meski pun orang tersebut hanya menggunakan satu akun.
Juru bicara tim kampanye Bloomberg, Sabrina Singh, mengatakan mereka memiliki orang-orang yang berkampanye lewat media sosial. Konten tersebut dibagikan oleh tim dan relawan ke teman atau keluarga, namun, tidak bermaksud untuk menyesatkan orang lain.
Tim Bloomberg juga mempekerjakan ratusan orang di bidang digital untuk kampanye tersebut, salah satunya untuk mengunggah konten di kanal media sosial milik mereka sendiri.
Wall Street Journal menemukan orang-orang tersebut menerima 2.500 dolar per bulan untuk mengunggah konten di akun media sosial pribadi.
Baca juga: Twitter akan beri label untuk konten manipulatif
Baca juga: Twitter tambahkan cuitan balasan ke utas di iOS
Baca juga: Twitter cegah disinformasi soal virus corona di platformnya
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020