Jakarta (ANTARA) - Race Director Tambora Challenge 320K Lexi Rohi mengemukakan keputusan panitia untuk mengundur jadwal ajang ultra maraton yang memiliki rute terpanjang dan terekstrim di Asia Tenggara itu karena mempertimbangkan kondisi fisik para peserta akan berpartisipasi.
Menurut Lexi, dengan rute sejauh 320 kilometer dari Desa Poto Tano dan berakhir di Sabana Doro Ncanga Sumbawa, diperlukan kondisi fisik yang tak main-main, sehingga perlu persiapan matang bagi para peserta.
Baca juga: UltraMaraton Tambora Challenge 2020 berikan tantangan baru
Selain itu, mundurnya jadwal dari yang semula bulan Mei menjadi 22-25 Juli juga memberikan kesempatan bagi calon peserta baru untuk bisa mengikuti ajang ultra maraton lainnya yang berlangsung sebelum Tambora Challenge.
"Ada beberapa even yang berlangsung sebelum Tambora Challenge, itu menjadi even penunjang bisa untuk latihan. Dari situ nanti juga akan ada pelari-pelari baru yang akan ikut di Sumbawa, harapannya maraton ini akan lebih kompetitif. Perkembangan dari tahun kemarin di Tambora Challenge juga semakin bagus, banyak pelari bisa lari cukup jauh," tutur Lexi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Lari ultra-maraton 250 kilometer digelar perdana di Aceh
Selain berharap bisa menambah jumlah peserta dalam negeri, Lexi juga berkeinginan mengundang pelari internasional untuk turut serta di Tambora Challenge 320K.
"Tahun ini juga akan kami undang pelari luar negeri dari negara tetangga, sengaja kami undur ke Juli untuk mengantisipasi teman-teman yang ikut di even luar agar bisa menyiapkan waktunya di Sumbawa. Kami buka komunikasi dengan pelari (negara) tetangga dan kalau mereka responsnya bagus akan kami koordinasikan dengan panitia," pungkas Lexi.
Baca juga: Lomba Lari Ultra Maraton 170 km, start Jakarta hingga Bandung
Ultra Maraton Tambora Challenge 320K memberikan hadiah sebesar Rp35 juta bagi peringkat satu nomor individu, peringkat dua Rp28 juta, dan peringkat tiga Rp21 juta. Sedangkan di nomor relay, peringkat satu sebesar Rp30 juta, peringkat dua Rp25 juta, dan peringkat tiga Rp20 juta.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020