Palembang (ANTARA) - Jajaran TNI Kodam II/Sriwijaya melalui Satgas Pengamanan Perbatasan Batalyon Raider 142/KJ mengajak siswa Sekolah Dasar Inpres Salore di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, daerah perbatasan dengan negara tetangga Timor Leste, mempertahankan permainan tradisional.

Dalam rangka mengatasi pengaruh negatif perkembangan zaman dan teknologi, Satgas Pamtas RI-RDTL sektor timur ini memperkenalkan permainan tradisional berupa gasing, kata Dansatgas Letkol Inf Ikhsanudin dalam keterangannya yang diterima di Palembang, Jumat.

Baca juga: Prajurit TNI beri layanan kesehatan warga di kampung Ulkubi

Permainan Tradisional yang dimainkan anak-anak jaman dulu yang lebih mempererat keakraban kelompok dan kegiatan sosial sehingga harus dipertahankan.

Manfaat kerja sama pada permainan tradisional yaitu dapat mempererat ikatan kelompok, menumbuhkan semangat persatuan, pekerjaan dalam pembuatan bahan permainan tradisional dapat lebih cepat selesai dan lebih ringan.

Selain itu manfaat permainan tradisional bagi perkembangan anak antara lain mengembangkan kecerdasan intelektual pada generasi penerus, kecerdasan emosi, daya kreatifitas dan meningkatkan kemampun bersosialisasi serta melatih kemampuan saraf motorik anak.

"Permainan tradisional dapat melatih aktivitas fisik, keterampilan sosial, imajinasi, kompetisi, juga dapat merangsang pertumbuhan, baik fisik maupun intelektual," katanya.

Di tengah menjamurnya permainan modern saat ini, tentu sangat jarang sekali melihat langsung permainan tradisional yang dulunya digemari anak-anak.

"Sehingga personel kami yang berada di Pos Salore, memperkenalkan permainan tradisonal pada saat memberikan bantuan tenaga pendidik di Sekolah Dasar Inpres Salore, tentunya kegiatan ini dilakukan saat waktu istirahat siswa-siswi," jelasnya.

Baca juga: TNI-PNGDF patroli patok bersama di perbatasan RI-PNG

Selain itu Pamtas juga memberikan bantuan tenaga pendidik dan pengenalan permainan tradisional yang dipimpin Serda Angga Bramana bersama tiga orang personel Pos Salore lainnya.

Gasing tidak asing bagi masyarakat yang lahir pada tahun 80-an, tetapi bagi anak-anak SD saat ini, permainan tradisional itu merupakan hal yang aneh dan sulit untuk ditemui, ungkapnya.

Terlihat antusias dan keceriaan dari siswa-siswi di SD Inpres Salore saat personel Satgas Pamtas Yonif R 142/KJ yaitu Pratu Sultan memperkenalkan dan memainkan gasing secara mahir.

Salah satu siswa bernama Okto (10) menyampaikan ucapan terima kasih atas permainan yang diberikan personel Pos Salore.

"Terima kasih abang-abang TNI, kami akan mencoba permainan ini di rumah bersama teman-teman," ucap Okto.

Sementara guru SD tersebut, Mondus (50) mengucapkan terima kasih atas kegiatan bantuan tenaga pendidik dan pengenalan permainan tradisional yang telah diberikan oleh personel Pos Salore.

"Saya mewakili para guru dan siswa-siswi terima kasih atas bantuan tenaga pendidik yang telah diberikan TNI dan telah memperkenalkan permainan tradisional kepada putera dan puteri kami, semoga mereka akan terhindar dari pengaruh negatif perkembangan teknologi," ujarnya.

Baca juga: Satgas Pamtas gagalkan penyelundupan 1,5 ton gula di perbatasan

Terpisah, Letda Inf David Asmara selaku Danpos Salore menyampaikan tanggapannya atas kegiatan bantuan tenaga pendidik dan memperkenalkan permainan tradisional di SD Inpres Salore oleh personelnya.

Bantuan tenaga pendidik yang diberikan ddiharapkan dapat memperingan beban pekerjaan para guru di wilayah perbatasan serta menambah semangat anak-anak untuk belajar, serta siswa tidak terpengaruh negatif kemajuan teknologi, katanya.

Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020