Jaraknya dari kota tempat kami kuliah ke Wuhan itu memang jauh, sekitar jarak Jakarta-Surabaya

Serang (ANTARA) - Sembilan mahasiswa asal Banten yang kuliah di Tiongkok atau China dan dipulangkan dengan difasilitasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mendatangi Kantor Dinas Sosial Provinsi Banten selesai menjalani masa observasi selama 14 hari sejak pulang dari Tiongkok.

"Kami datang ke sini untuk menyampaikan rasa terimakasih kepada Pemprov Banten yang telah memfasilitasi kepulangan kami ke sini," kata Rifani salah seorang mahasiswa asal Banten yang kuliah di Changzou institute of mechatronik di Tiongkok dalam pertemuan dengan pihak Pemprov Banten di Dinas Sosial Provinsi Banten di Serang, Kamis.

Dalam.kesempatan tersebut, mereka masing-masing menceritakan keresahan dan kekhawatirannya saat mendengar adanya wabah penyakit yang disebabkan virus COVID-19 di kota Wuhan di Tiongkok.

Baca juga: Mahasiswa Indonesia di China hanya percaya media arus utama

"Jaraknya dari kota tempat kami kuliah ke Wuhan itu memang jauh, sekitar jarak Jakarta-Surabaya. Tapi kami khawatir mendengar setiap hari korban meninggal terus bertambah," jelas Muhamad Fajar mahasiswa asal Kabupaten Serang yang kuliah di Wuxi Institute of Technologi di Tiongkok.

Diantara sembilan mahasiswa yang kuliah di Tiongkok berasal dari Kota Serang, Kabupaten Serang dan Tangerang. Mereka sebagian besar adalah mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa Mandarin dengan program pendidikan satu tahun.

Sebagian lainnya merupakan mahasiswa jurusan teknik, mekateonik dan planologi pertamanan. Rata-rata diantara para mahasisiwa tersebut baru menjalani proses pembelajaran dalam beberapa bulan.

"Karena kami sudah kontrak dengan kampus untuk belajar di sana. Jadi pada bulan Maret 2020 rencananya akan kembali lagi ke Tiongkok. Namun demikian, kami juga tetap melihat perkembangan," ungkap Royadin salah seorang mahasiswa lainnya.

Ia mengaku meskipun saat ini belum berangkat lagi ke Tiongkok, namun proses pembelajaran sudah berjalan dengan menggunakan sistem online.

Baca juga: Usai dikarantina di Natuna, mahasiswi asal Sultra jalani kuliah daring

Hadir dalam pertemuan dengan mahasiswa tersebut mewakili Pemprov Banten Kepala Pelaksana Harian BPBD Banten, Kusmayadi, Plt Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Banten, Budi Dharma Sumapradja dan sejumlah pejabat Dinas Sosial lainnya.

"Adik-adik mahasiswa ini sudah menjalani masa observasi selama 14 hari setelah kepulangan dari Tiongkok dan sampai saat ini semuanya dinyatakan sehat. Namun demikian jika ada gejala-gejala flu dan lainnya segera dikonsultasikan," terang Kusmayadi yang didampingi salah seorang pejabat Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

Sebelumnya Dinas Kesehatan Provinsi Banten memastikan bahwa mahasiswa yang dipulangkan dari China berada dalam keadaan sehat. Hal itu sejalan dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim kesehatan, baik dari Kemenkes maupun di Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti menerangkan, setelah dilakukan pemeriksaaan semua mahasiswa Banten yang dipulangkan dari China dalam kondisi sehat, baik dari hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, maupun radiologi.

Ati menjelaskan, ketujuh mahasiswa tersebut diminta tetap tinggal di rumah dan mengurangi aktivitas kegiatannya selama 14 hari masa observasi. Mereka harus cukup istirahat dan makan makanan bergizi agar kondisi tetap fit.

Baca juga: Mahasiswa Aceh dari China akan kuliah secara daring

Pewarta: Mulyana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020