revisi perkiraan pertumbuhan kredit ini karena ada pengaruh jangka pendek penyebaran Covid-19 yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2020 berada pada kisaran 9 persen-11 persen, turun dari perkiraan sebelumnya 10 persen-12 persen.
"Proyeksi ini sedikit lebih rendah dibandingkan sebelumnya pada kisaran 10-12 persen sejalan dengan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis.
Perry memastikan revisi perkiraan pertumbuhan kredit ini karena ada pengaruh jangka pendek penyebaran Covid-19 yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Baca juga: Wabah virus corona ancam pemulihan ekonomi global : IMF
Risiko ini yang membuat Bank Indonesia merevisi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi lebih rendah yaitu pada kisaran 5,0 persen-5,4 persen dari sebelumnya 5,1 persen-5,5 persen.
"Revisi perkiraan ini terutama karena pengaruh jangka pendek tertahannya prospek pemulihan ekonomi dunia pasca meluasnya Covid-19," kata Perry.
Menurut dia, Covid-19 tersebut dapat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional melalui tiga sektor yaitu pariwisata, perdagangan dan investasi.
Sebagai antisipasi, Perry memastikan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat sumber, struktur dan kecepatan pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu, kondisi perekonomian yang membaik di 2021, membuat pertumbuhan kredit tahun depan diperkirakan kembali meningkat pada kisaran 10 persen-12 persen.
Baca juga: BI revisi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi 5,0 persen-5,4 persen
Dalam kesempatan ini, BI juga memperkirakan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di 2020 dan 2021 berada pada kisaran 8 persen-10 persen.
Bank Indonesia akan tetap menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong intermediasi perbankan.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020