Mataram (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegur Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah terkait masih tingginya angka kekerdilan pada anak dan kemiskinan di daerah tersebut, bahkan di atas angka rata-rata nasional.
“Pak Gubernur, NTB ini masih di atas angka kemiskinan nasional. Jadi kalau nasional itu 9 persen, ternyata di NTB masih 14 persen. Padahal harus kita turunkan sampai 6 persen. Jadi memang harus ada upaya serius,” kata Wapres di hadapan Zulkieflimansyah di Universitas Mataram, NTB, Rabu.
Sementara itu terkait angka kekerdilan pada anak, Wapres mencatat NTB juga masih tinggi hingga mencapai 33 persen. Sedangkan rata-rata angka balita stunting nasional saat ini mendapai 27,67 persen.
“Ternyata stunting di NTB masih di atas angka nasional, 33 persen lebih. Oleh karena itu harus kita tekan, jangan sampai anak-anak kita menjadi anak-anak yang terkena stunting, anak-anak yang kerdil, yang tidak tumbuh dengan semestinya,” tegas Wapres.
Oleh karena itu, Wapres meminta keseriusan Pemerintah Provinsi NTB dalam mengatasi kemiskinan dan stunting, supaya target penurunan nasional terhadap dua persoalan itu dapat segera tercapai.
“Saya ingin mengingatkan saja, bahwa selain menangkal radikalisme, kita juga punya tugas untuk menurunkan angka kemiskinan dan stunting, serta mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM),” ujarnya.
Wapres Ma’ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke NTB pada Rabu-Kamis (20/2), untuk memberikan kuliah umum di Universitas Mataram dan meninjau pengembangan rekonstruksi pascabencana gempa bumi di Lombok.
Pada Kamis, Wapres dijadwalkan meninjau proyek-proyek wisata Mandalika, pengembangan UMKM, penanggulangan stunting dan terakhir peresmian Bank Wakaf Ahmad Taqiudin Mansur Atqia.
Baca juga: Wagub NTB : banyak program penurunan kemiskinan tidak tepat sasaran
Baca juga: Gubernur NTB sambut Wapres Ma'ruf Amin saat tiba di Lombok
Baca juga: Wapres tinjau lokasi rekonstruksi pascagempa Lombok Barat
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020