Jayapura (ANTARA) - Dibalik keberhasilan proses penemuan dan evakuasi jenazah 12 prajurit TNI Angkatan Darat korban kecelakaan jatuhnya helikopter MI-17 di tebing Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua ternyata melibatkan warga lokal asli orang Papua yang tergabung tim doa dimotori Filatus Kibka (43).

"Kuasa Tuhan telah menggerakkan masyarakat lokal untuk membantu tim evakuasi helikopter di pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang sehingga semua proses evakuasi sudah dapat dilakukan dengan lancar hingga selesai," ungkap Filatus Kibka kepada ANTARA mengenang keterlibatan warga lokal melakukan evakuasi jasad 12 prajurit TNI korban Helkikopter Mi-17 di Pegunungan Bintang.

Ia mengakui lokasi tempat ditemukan jasad 12 prajurit TNI korban kecelakaan helikopter yang jatuh pada 28 Juni 2019 sangat terjal dan memiliki tingkat kesulitan medan yang sangat ekstrem karena dikelilingi lembah gunung dan hutan.

Filatus mengatakan jika ditempuh dengan jalan kaki ke lokasi tempat ditemukan helikopter akan sangat jauh dan memerlukan waktu sekitar lima jam karena akan mengitari pinggiran gunung dan alam hutan yang masih sangat alami.

Dengan mengandalkan kekuatan dari Tuhan, menurut Filatus, maka tim gabungan TNI dan masyarakat untuk evakuasi jatuhnya Heli Mi-17 di daerah pegunungan Bintang dapat selesai dengan baik sehingga jasad 12 prajurit TNI yang gugur sudah berhasil dievakuasi dan telah dikembalikan untuk dimakamkan ke daerah tempat asal prajurit bersangkutan.

"Sebagai relawan tim doa dari warga lokal asli Papua, saya merasa senang karena ikut membantu proses evakuasi 12 jenazah prajurit TNI AD yang gugur saat mengalami kecelakaan heli di Pegunungan Mandala kabupaten Pegunungan Bintang," kata Filatus.

Baca juga: Jenazah korban heli pratu Yanuarius Loe tiba di Kupang

Baca juga: Panglima TNI lepas empat jenazah korban Heli Mi-17

Baca juga: Pangdam Diponegoro pimpin pemakaman prajurit korban kecelakaan MI-17

Dia mendoakan semoga arwah 12 prajurit TNI yang gugur dalam menjalankan tugas di wilayah Papua dapat diterima Tuhan sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menyinggung apakah warga lokal mengetahui keberadaan senjata milik korban kecelakaan helikopter, Filatus tidak mengetahuinya dan masalah ini bukanlah kewenangannya untuk menyampaikan informasi.

"Saya cuma bertugas membantu evakuasi korban kecelakaan helikopter yang semuanya sudah dibawa pulang di kampung halaman prajurit yang gugur dalam tugas," kata Filatus Kibka.

Ia mengharapkan perhatian dari Pemda, TNI-Polri dan Bupati Pegunungan Bintang untuk mendorong minat dan bakat anak-anak dari pegunungan untuk dapat menjadi anggota TNI atau Polisi.

"Harapan saya putra dari Pegunungan diberikan prioritas untuk diterima menjadi prajurit TNI dan Polri, ya, ini aspirasi. Sudah saya sampaikan langsung kepada Panglima TNI dan Kapolri saat tatap muka di Jayapura," ujarnya.

Baca juga: Kodam Cenderawasih fasilitasi keluarga korban mengantar jenazah

Baca juga: Sampaikan belasungkawa prajurit gugur, Pangdam XIV berikan santunan

Baca juga: Polda Papua bantu identifikasi 12 jenazah kecelakaan heli Mi-17


Apresiasi Panglima TNI

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan apresiasi atas keterlibatan masyarakat lokal asli Papua yang membantu proses evakuasi 12 prajurit TNI AD yang gugur saat bertugas untuk melaksanakan penugasan dalam operasi militer selain perang di wilayah Papua.

"Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada masyarakat lokal orang asli Papua yang sudah ikut berperan nyata melakukan evakuasi penemuan jasad korban prajurit TNI," kata Panglima TNI.

Adanya aspirasi dari kalangan warga lokal untuk bisa diterima menjadi anggota TNI, menurut Marsekal Hadi Tjahjanto, keinginan yang disampaikan warga lokal asli Papua sangat terbuka.

Panglima TNI Marsekal Hadi telah memerintahkan Dandim untuk membantu menyiapkan putera dan puteri daerah dari wilayah pegunungan untuk menjadi prajurit TNI dalam rangka mengabdi menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Untuk bisa diterima menjadi prajurit TNI sangat berpeluang bagi penduduk lokal warga asli Papua, karena itu saya minta Dandim dapat melatih siswa yang berminat menjadi anggota TNI," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Panglima mendoakan semua arwah 12 prajurit TNI yang gugur dalam melaksanakan tugas di wilayah Papua dapat diterima di sisi Tuhan.

Marsekal Hadi berterima kasih kepada tim gabungan evakuasi yang telah selesai menjalankan tugas dengan baik sehingga 12 jasad prajurit TNI dapat ditemukan dan dikembalikan kepada keluarga.

Sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan negara, Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan markas besar TNI telah mengeluarkan surat keputusan Panglima TNI No.188/II/2020 untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa setingkat lebih tinggi kepada awak Penerbad udara dan awak kabin Heli-Mi-17.

Keduabelas jenazah yang telah teridentifikasi mendapat kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi adalah, Mayor CPN anumerta Bambang sebagai flight engineer, Mayor CPN anumerta Aris sebagai pilot, Sersan Mayor Suriatna (T/I), Kapten CPN anumerta Ahwar (kopilot), Prajurit Kepala Asharul (mekanik), Kopral Dua Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Satu Dita Ilham (bintara avionika). Kemudian Sersan Satu anumerta Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu) Prajurit Kepala Yaniarius Loy (tamtama bantuan senapan otomatis).

Serta kenaikan pangkat luar biasa juga diberikan kepada Prajurit Kepala Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Kepala Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Satu anumerta Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).

Helikopter Mi-17 milik penerbad TNI Angkatan darat di daerah Pegunungan Mandala, distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, jatuh 28 Juni 2019 dan baru pada 12 Februari 2020 ditemukan keberadaan helikopter dalam kondisi hancur.*

Baca juga: Pangdam: Kecelakaan heli Mi-17 murni karena faktor cuaca

Baca juga: 10 dari 12 penumpang heli Mi-17 teridentifikasi saat ditemukan

Baca juga: Pangdam Cenderawasih tegaskan pencarian heli MI terus dilakukan

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020