Saya sudah mendapat ijin gubernur untuk menyampaikan yang sebenar-benarnya agar opini yang muncul di media sosial tidak liar
Tanjungpinang (ANTARA) - Ajudan Pelaksana Tugas Gubernur Kepulauan Riau, Ismail, menepis isu di media sosial yang menggiring opini seolah-olah lebam di bawah mata pimpinannya disebabkan dipukul seseorang.
"Tidak benar, Pak Isdianto (Plt Gubernur Kepri) dipukul, melainkan jatuh dari sepeda," kata Ismail di Tanjungpinang, Rabu.
Ismail mengaku mendampingi Isdianto saat bersepeda di Perumahan Sukajadi, Batam. Selain dirinya, empat staf Biro Humas dan Protokol Kepri juga mendampingi Isdianto pada Sabtu 1 Februari 2020.
Baca juga: Plt Gubernur Kepri tersenyum dengar kabar dilarikan ke RS Singapura
Mereka bersepeda di Perumahan Sukajadi setelah pulang dari Jakarta.
"Rencananya mau goes di Tanjungpinang, tapi tidak jadi. Kemudian Pak Gubernur ajak goes di Perumahan Sukajadi Batam," ujarnya.
Ismail mengatakan gubernur menggunakan sepeda lipat, dengan kondisi ban yang kecil. Sekitar sejam mengelilingi perumahan, kemudian gubernur menganyun sepedanya mengarah ke kediamanan melalui jalan bawa.
Saat itu hampir menjelang magrib. Kemudian jalan yang dilalui agak menurun. Di jalan aspal itu ternyata ada "polisi tidur" dengan warna yang sama dengan aspal.
Gubernur ternyata tidak melihat ada "polisi tidur". Sementara sepeda dikayuh dengan cepat karena sudah hampir magrib.
Ketika melintasi "polisi tidur" sepeda tidak mampu dikendalikan, dan akhirnya gubernur jatuh.
"Seperti terbang, jaraknya 4 meter dari polisi tidur. Sepedanya ke mana, gubernurnya ke mana. Kami panik sekali waktu itu," ujarnya.
Ismail menceritakan gubernur jatuh dengan posisi setengah telungkup. Bagian kiri tubuh, mulai dari kepala sampai kaki kiri menyentuh aspal. Gubernur pingsan, dengan wajah berlumuran darah.
Darah tersebut keluar dari atas pelipis mata yang robek. Bagian dada kiri, tangan kiri dan kaki kiri juga terluka.
"Pinggang sebelah kiri sudah terluka sehingga sampai sekarang masih terasa sakit," ucapnya.
Gubernur kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Awal Bros, Batam. Gubernur pingsan selama sejam.
"Dilakukan perawatan intensif. Sambil dirawat, kami infokan ke Kadinkes," ucapnya.
Ismail menegaskan awalnya tidak ingin mengomentari permasalahan itu. Namun ia harus memberi penjelasan kepada publik agar persoalan lebam di sebelah kiri sekitar mata gubernur itu tidak dipolitisir, apalagi dikait-kaitkan dengan pilkada.
"Saya sudah mendapat ijin gubernur untuk menyampaikan yang sebenar-benarnya agar opini yang muncul di media sosial tidak liar," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana awalnya juga tidak menyangka gubernur mengalami kecelakaan yang serius.
"Malam itu, beberapa jam setelah kecelakaan, saya dihubungi ajudan dan Kabag Protokol agar ke Awal Bros Batam. Saya pikir sakitnya tidak apa-apa, hanya lecet sedikit atau paling terkilir. Jadi malam itu saya tidak berangkat ke Batam, karena gubernur juga memerintahkan saya mewakili dirinya mengikuti acara Peresmian Operasional Laboratorium Katerisasi Jantung RSUP Kepri," katanya.
Setelah kegiatan di RSUP Kepri, Tjetjep berangkat ke Batam. Setelah melihat kondisi gubernur, Tjetjep mengaku kaget. Mulanya, ia juga menganggap ini seperti luka lebam habis dipukul. Namun setelah dijelaskan oleh ajudan, ternyata jatuh dalam kondisi setengah telungkup, dengan benturan yang keras.
Keesokan harinya, Tjetjep membawa gubernur ke Elizabeth Hospital, Singapura.
"Jadi tidak benar kalau luka di dekat pelipis mata gubernur atau di bawah mata gubernur itu akibat pukulan benda tumpul. Ini disebabkan benturan di aspal,"
tuturnya.
Baca juga: Kepri butuh citra satelit untuk atasi limbah minyak hitam
Baca juga: Natuna diusulkan jadi kawasan khusus pariwisata, ini alasannya
Baca juga: Plt Gubernur Kepri klaim tak ada lagi nelayan RRT di Natuna
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020