Kontaminasi bahan radioaktif di lahan kosong bukan akibat kebocoran fasilitas reaktor nuklirJakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan paparan radiasi di area tanah kosong di samping lapangan voli blok J di Perumahan Batan Indah bukan diakibatkan kebocoran atau gangguan fasilitas reaktor nuklir di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong.
"Kontaminasi bahan radioaktif di lahan kosong ini bukan sebagai akibat dari kebocoran fasilitas reaktor nuklir yang memang ada di kompleks Puspiptek Serpong," kata Bambang dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa.
Menristek Bambang menuturkan Bapeten dan Kepolisian RI sedang menyelidiki pelaku yang membuang bahan radioaktif Cesium 137 di lingkungan itu.
Baca juga: Menristek: Nuklir bisa tingkatkan kesejahteraan rakyat
Bambang mengatakan penanganan kompleks reaktor nuklir yang dioperasikan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di kawasan Puspiptek sudah berjalan dengan baik dan sesuai prosedur.
"Prosedur dari staf atau pegawai BATAN yang bekerja di wilayah kompleks reaktor sudah berjalan dengan baik sehingga potensi kebocoran atau penyalahgunaan relatif sudah tidak mungkin karena proses pengawasan, pengecekan dan monitoring di kompleks reaktor sudah sangat baik," ujarnya.
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto mengatakan pihaknya ada sembilan detektor yang dipasang di kompleks Badan Tenaga Nuklir Nasional di kawasan Puspiptek Serpong untuk memantau keamanan reaktor nuklir di kawasan itu.
Jika terjadi sesuatu, detektor tersebut akan bisa mendeteksi dan memberikan notifikasi jika ada sesuatu yang tidak beres sehingga keamanan fasilitas reaktor nuklir tersebut terjamin.
Pemanfaatan teknologi juga semakin ditingkatkan dalam memantau keamanan reaktor nuklir, bahkan sudah dipasang sistem yang bisa melaporkan hasil pemantauan langsung ke Bapeten.
"Dari terminal komputer di meja saya, saya bisa memonitor operating condition reaktor di Batan sehingga kalau ada apa-apa misalnya suhu terlalu tinggi atau apa-apa kita bisa langsung lihat dan langsung kirim notifikasi ke BATAN," tuturnya.
Jazi menuturkan adanya paparan radiasi akibat bahan radioaktif yang ditemukan di Perumahan Batan Indah tidak bisa diklasifikasikan sebagai kecelakaan nuklir tapi pencemaran limbah radioaktif ke lingkungan.
"Ini bukan kecelakaan nuklir, bukan kedaruratan nuklir, jadi jauh sekali dibandingkan dengan kecelakaan Chernobyl atau Fukushima, dan itu jauh sekali skalanya," ujarnya.
Baca juga: Menristek ingin Batan dan Bapeten bumikan nuklir di Indonesia
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020