Total penawaran yang masuk sebesar Rp127,2 triliun juga merupakan penawaran tertinggi sepanjang sejarah dalam penerbitan SUN yang berarti memperlihatkan ada likuiditas tinggi di pasar keuangan saat ini.

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp18,5 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dengan total penawaran masuk Rp127,2 triliun.

Siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa, menyatakan lelang tersebut melebihi target indikatif yang ditetapkan Rp15 triliun.

Total penawaran yang masuk sebesar Rp127,2 triliun juga merupakan penawaran tertinggi sepanjang sejarah dalam penerbitan SUN yang berarti memperlihatkan ada likuiditas tinggi di pasar keuangan saat ini.

Untuk seri SPN03200519, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,8932 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 19 Mei 2020 ini mencapai Rp15,74 triliun.

Baca juga: Lelang SUN serap Rp21 triliun

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 2,49 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 4,00 persen.

Untuk seri SPN12210205, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,52133 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 5 Februari 2021 ini mencapai Rp17,7 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,4 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 3,75 persen.

Untuk seri FR0081, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,69222 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2025 ini mencapai Rp37,24 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,5 persen ini mencapai 5,65 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,76 persen.

Untuk seri FR0082, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,51622 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2030 ini mencapai Rp25,26 triliun.

Baca juga: Dana pungutan sawit diinvestasi ke SUN, BPDPKS: Regulasi telah siap

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,0 persen ini mencapai 6,48 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,63 persen.

Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,00992 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 ini mencapai Rp16,79 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 6,99 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,1 persen.

Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,26533 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2040 ini mencapai Rp9,17 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,24 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,33 persen.

Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,46422 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini mencapai Rp5,2 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,375 persen ini mencapai 7,43 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,6 persen.

Sebelumnya, dalam lelang tujuh seri SUN pada Selasa (4/2), pemerintah menyerap dana sebesar Rp21 triliun dari penawaran masuk mencapai Rp96,9 triliun.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020