Tour secara resmi kemudian dimulai dengan berlangsungnya etape pertama di Kuching, Sarawak, pada 7 Februari. Seperti di Kota Kinabalu, balapan di Kuching dilakukan dengan mengelilingi kota.
Pebalap Vino Astana-Motors Yevgeniy Fedorov merajai etape tersebut. Dengan catatan waktu 1:50:45, pebalap 19 tahun itu sukses merebut kaus kuning (waktu tercepat), kaus hijau (raja sprint), dan dan kaus putih (pebalap Asia terbaik).
Tour kemudian dilanjutkan dengan etape kedua di Malaysia bagian barat (Semenanjung), dengan trek dari Kuala Terengganu menuju Kerteh. Pada trek itu, pebalap tim Kontinental Australia ARA Pro Racing Sunshine Coast Taj Jones menjadi pemenang. Kaus kuning masih dipegang Fedorov, sedangkan kaus merah sebagai raja tanjakan menjadi milik pebalap Sapura Cycling Team Muhammad Nur Aiman Mohamad Zariff.
Etape ketiga yang berlangsung dari Temerloh menuju Kuala Lumpur menjadi milik pebalap NTT Pro Cycling Maximilian richard Walscheid menjadi yang tercepat di etape ini.
Pada etape ini pula pebalap Indonesia berkesempatan naik podium. Jamalidin Novardianto berhak naik podium karena ia menjadi pebalap Asia tercepat yang melintasi garis penamat. Sayangnya, itu adalah pertama dan terakhir kali pebalap dari tim PRCT dapat naik podium pada TdL tahun ini.
Etape keempat yang diselenggarakan dari Putrajaya sampai Genting Highlands menjadi etape terberat sekaligus berpotensi menentukan klasemen akhir.
Sebagaimana etape dengan jalur pendakian yang panjang, para penggemar balap sepeda mengisi sejumlah spot tempat para pebalap akan menanjak. Salah satu yang paling ramai adalah di dekat Kuil Chin Swee di Genting Highlands.
Di sana interaksi yang lebih lama dapat dinikmati para penggemar dibandingkan saat mereka menyaksikan balapan di trek datar. Walhasil, setiap pebalap yang melintas, tidak peduli dari tim atau negara apa, akan mendapat sorak-sorai dari para penggemar, tidak terkecuali dari tim PRCT asal Indonesia yang notabene "musuh bebuyutan" publik Malaysia.
Baca juga: Mamat catatkan kemenangan etape keduanya pada TdL 2020
Sayangnya jago tanjakan PRCT Aiman gagal mencatatkan hasil memuaskan di etape tersebut. Namun bagi penggemar pada umumnya, etape ini menyajikan hasil yang mengubah posisi di klasemen. Pebalap Team Sapura Cycling Danilo Celano berhasil merebut kaus kuning dari Fedorov. Selanjutnya, pria Italia itu akan terus mempertahankan kaus prestisius tersebut sampai TdL usai.
Pada etape kelima dari Kuala Kubu Bharu menuju Bandar Meru Jaya, publik tuan rumah mendapat hiburan istimewa karena pebalap mereka dari Terengganu Cycling Team Mohammad Harrif Saleh berhasil menjadi yang tercepat.
Etape keenam dari Taiping menuju Pulau Penang menjadi etape yang cukup dramatis karena penentuan pemenang harus ditentukan melalui foto finis, karena dua pebalap Hideto Nakane dan Gleb Brusensky melintasi garis finis hampir secara bersamaan. Setelah meninjau foto finis, Nakane kemudian dinobatkan sebagai pemenang.
Mohamad Harrif Saleh alias Mamat kembali menjadi yang tercepat pada etape ketujuh yang berlangsung dari Bagan menuju Alor Setar. Pebalap 31 tahun sah mencatatkan diri dalam buku sejarah sebagai satu-satunya pebalap Asia yang mampu memenangi tiga etape pada TdL, menyusul keberhasilannya di etape kelima dan setahun silam.
Etape terakhir yang diselenggarakan di Pulau Langkawi dengan dimulai dari Dataran Lang menuju Kuah dimenangi oleh Johan Le Bon dari tim B&B Hotel Vital Concept. Secara klasemen umum, hasil di etape tersebut tidak terlalu mempengaruhi, sehingga ketiga pebalap yang naik podium merupakan "muka-muka baru." Pebalap Sapura Cycling Team Danilo Celano sukses memuncaki klasemen umum akhir tanpa pernah sekalipun memenangi etape.
Baca juga: Jamalidin harus puas finis urutan 23 etape tujuh TdL
Selanjutnya: Acara-acara sampingan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020