Makassar (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman meminta adanya kuota khusus bagi anak nelayan yang ingin melanjutkan pendidikan di Politeknik Perikanan dan Kelautan.

Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Makassar, Selasa, mengatakan kehadiran para mahasiswa dari masyarakat nelayan tentunya akan lebih berguna saat kembali ke tempat asalnya.

"Jadi sebaiknya dibuat slot kuota anak nelayan. Artinya tidak perlu terlalu ketat saat ujian masuk karena jika disamakan maka tentu akan sulit bersaing," ujarnya pada pembukaan pelatihan berbasis kompetensi di Makassar, Selasa.

"Jika pada akan nelayan ini diberikan kesempatan maka akan berguna karena bisa langsung merefleksikan. Sebab sejak lama sudah berbaur dengan kelautan dan perikanan karena sudah bergaul dengan para nelayan termasuk orang tuannya yang juga berprofesi sebagai nelayan," kata dia.

Baca juga: Anak nelayan pesisir Jakarta Utara antusias ikut lomba HUT ke-74 RI
Baca juga: Anak nelayan bisa sekolah gratis di politeknik ini

Di Kabupaten Bone pada tahun lalu sudah dibangun dan diresmikan kampus politeknik khusus untuk kelautan dan perikanan

Untuk itu diharapkan ada peningkatan kuota khusus bagi para anak nelayan yang ingin lebih meningkatkan ilmu dan kemampuannya dalam bidang kelautan dan perikanan.

"Jadi permintaan saya tingkatkan lagj slot warga nelayan untuk bisa masuk ke perguruan tinggi tersebut. Agar bisa lebih banyak yang lolos dan belajar untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan ke depan," ujarnya.

Adik kandung mantan Mentan RI Amran Sulaiman itu sebelumnya juga meminta Universitas Hasanuddin menyediakan atau membuka jalur prestasi bagi penghafal Al-Quran atau hafidz untuk kuliah di kampus tersebut.

Pemberian kuota untuk jalur hafidz merupakan penghargaan dan juga sudah diterapkan di beberapa kampus negeri termasuk Universitas Indonesia (UI).

"Kami di Pemprov sudah menerapkan jalur prestasi ini dengan hafal Alquran 10 juz 10 maka bebas memilih SMA-SMK di Sulawesi Selatan," katanya.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020