kebijakan Kemensos ke depan benar-benar harus berbasis data
Jakarta (ANTARA) - Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos) Sekretariat Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos) meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial berbasis Android (SIKS-DROID) untuk memudahkan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) masyarakat Indonesia.
"SIKS-DROID ini untuk pendataan di lapangan sehingga petugas-petugas di lapangan bisa langsung dari handphone Android melakukan pendataan, melakukan update data dan langsung masuk ke dalam DTKS kita," kata Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Tahun 2020 di Jakarta, Senin.
Melalui aplikasi SIKS-DROID, masyarakat juga dapat mengakses data tentang kemiskinan secara langsung dan terjamin akurasinya.
Baca juga: Tekan angka kekerdilan-kemiskinan, pemerintah perbaiki data
Baca juga: Pertengahan 2020, kata Mensos target 22 juta NIK-PBI tak jelas tuntas
Semua proses data yang diinput dalam aplikasi tersebut akan diawasi secara berjenjang dan terpadu agar semua data yang dimasukkan dapat terbaharui secara aktual dan benar.
Bahkan dengan kecanggihannya, SIKS-DROID dapat merekam seluruh titik koordinat geografi pada tiap-tiap rumah tangga yang terdata.
SIKS-DROID dihadirkan untuk menjawab amanat UUD No.13 Tahun 2011 tentang penanganan fakir miskin pada Pas 10 Ayat 1 yang menjelaskan bahwa data yang telah diverifikasi dan divalidasi harus berbasis teknologi informasi dan dijadikan sebagai data terpadu.
Baca juga: Kemensos punya SIKS-NG untuk digitalisasi Bansos
Baca juga: Mensos sebut BPNT berkontribusi kurangi angka kemiskinan
Peluncuran aplikasi tersebut diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pendataan dan data yang dihasilkan juga diharapkan dapat lebih akurat karena langsung terkirim ke database data terpadu kesejahteraan sosial.
Dalam peluncuran aplikasi data terpadu itu, Mensos meminta partisipasi aktif Dinas Sosial Kabupaten dan Provinsi untuk mengajak para kepala desa agar memutakhirkan data warga miskin mereka melalui aplikasi DTKS tersebut.
"Dengan data yang tepat sehingga program-program Kementerian Sosial lebih tepat sasaran. Tentunya apabila pengelolaan datanya lebih baik lagi ke depan," katanya.
"Jadi kebijakan Kemensos ke depan benar-benar harus berbasis data. Bagaimana kita menanggulangi kemiskinan ini juga berdasarkan data," katanya lebih lanjut.
Baca juga: Kemensos upayakan angka kemiskinan di bawah sembilan persen
Baca juga: PKH jadi episentrum gerakan penanggulangan kemiskinan
Baca juga: Baznas-Kemensos integrasikan data kemiskinan
Pewarta: Katriana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020