Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesaia (UI), Profesor Ari Kuncoro mengkhawatirkan dampak dari perang dagang yang memperebutkan hegemoni Eropa, Amerika Serikat dan China atas perdagangan internasional dibandingkan dengan dampak penyebaran virus Corona.
Penegasan tersebut dikatakan Rektor UI Ari Kuncoro usai acara Bincang Seru Mahfud MD di Universitas Indonesia, Depok, Senin.
Menurut Ari perang dagang adalah perang perebutan hegemoni perdagangan antara Eropa, Amerika, dan China untuk membuktikan keunggulan dalam ekonomi.
Baca juga: Mari Pangestu: Indonesia perlu perkuat integrasi perdagangan regional
Namun Ari enggan menjabarkan secara detail ketika ditanya, apakah penyeberan virus Corona yang dialami China saat ini merupakan dampak dari perang dagang.
"Kalau virus Corona sifatnya hanya sementara," katanya.
Ari mengatakan dampak dari perang dagang tersebut tentunya akan berpengaruh ke negara seperti Indonesia jika tidak siap. Namun meski demikian kata Ari, Indonesia memiliki keuntungan karena punya pasar domestik sendiri yang kuat.
“Kita kalau nggak siap bisa kena dampaknya. Tapi keuntungan kita adalah punya pasar domestik yang lebih besar,” ujarnya.
Baca juga: AS desak gubernur negara bagian berhati-hati berbisnis dengan China
Ari juga membantah bahwa virus Corona membuat China lumpuh. Sebab hal tersebut kata dia hanya bersifat sementara.
“Virus Corona ini sifatnya hanya sementara, nanti ada lagi yang lain lagi,” ujarnya.
Meski demikian, Ari khawatir jika industri Tiongkok melambat. Sebab hal tersebut akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia.
“Indonesia sangat tergantung karena ekspor kelapa sawit dan minyak sawit dan barang industri banyak dari China. Jadi kalau industri Tiongkok melambat, kita juga kena imbas,” katanya.
Oleha karena itu Arif menghimbau Indonesia harus mencari alternatif agar tidak terus bergantung.
"Kta harus cari alternatif dengan seluruh kemampuan anak negeri. Karena jika industri China terganggu, Indonesia akan kena dampak," ujarnya.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020