semua stasiun didesain untuk bisa terintegrasi dengan moda transportasi umum lain
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa pembangunan semua stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) fase 2 dirancang untuk terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum di Jakarta.
Anies yang merupakan mantan Menteri Pendidikan tersebut mengatakan integrasi MRT itu, mulai dari bus rapid transit (BRT) atau TransJakarta, hingga kereta ringan Lintas Rel Terpadu (LRT).
"Jadi fase 2 ini semua stasiun didesain untuk bisa terintegrasi dengan moda transportasi umum lain. Sekarang, semuanya sudah dirancang untuk terintegrasi. Dan ini akan dilakukan untuk seluruh pembangunan transportasi umum, MRT maupun BRT, maupun LRT sebagai satu kesatuan," kata Anies saat hadiri penandatanganan kontrak kerja paket MRT CP 201 di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Senin.
Menurut Anies, sudah cukup bagi Jakarta untuk pembangunan transportasi yang tidak saling terintegrasi dengan moda lainnya.
Baca juga: Dirut: Konstruksi MRT Jakarta Fase 2A tak ganggu mobilitas publik
Contohnya, kata dia, pembangunan jalur TransJakarta koridor 13 yang tak terintegrasi dengan jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI. Padahal kedua moda tersebut seharusnya bisa saling terintegrasi mengingat keduanya merupakan proyek milik Pemprov DKI Jakarta.
"Dengan begitu, kita nanti tidak menemukan ada lagi masalah seperti yang pada bulan lalu, kita sempat lakukan 'groundbreaking'-nya, mengintegrasikan antara koridor 13 TransJakarta dengan stasiun MRT ASEAN fase 1 kemarin," ucap Anies.
Memang sebelumnya, Anies pernah menyinggung soal tidak terintegrasinya MRT Asean dengan TransJakarta koridor 13.
Menurutnya penumpang yang ingin meneruskan perjalanan dari TransJakarta ke MRT harus berjalan cukup jauh.
Baca juga: MRT dorong persatuan-kesetaraan dari presiden hingga OB
"Kalau Koridor 13, naik itu, mau pindah ke MRT, gimana coba nanti? Jauhnya luar biasa. Stasiun MRT-nya dimana, lintasan TJ-nya dimana? Dua-duanya milik kita loh itu," kata Anies di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).
Proyek fase 2A akan dimulai dengan rute dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota dengan total panjang jalur enam kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok dan Stasiun Kota.
Penandatangan kontrak pekerjaan CP 201 antara PT MRT Jakarta dengan Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV) menandai dimulainya pekerjaan proyek pembangunan Fase 2A. Dalam kontrak tersebut terdapat dua pekerjaan stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas. Paket pekerjaan CP 201 akan membangun terowongan dan stasiun yang memiliki jalur sepanjang 2,8 Km untuk menghubungkan Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Harmoni.
Baca juga: Kondisi lintasan menantang, MRT Fase 2A rampung 2024
Untuk integrasi sendiri, beberapa waktu lalu, Anies baru saja meresmikan pembangunan jembatan penyeberangan orang layang yang menghubungkan antara stasiun MRT Asean dengan TransJakarta koridor 13 halte CSW. Pembangunan jembatan layang ini diharapkan akan mempermudah akses masyarakat khususnya pengguna TransJakarta.
Rancangan jembatan layang ini adalah hasil sayembara yang diadakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Rancangan Cakra Selaras Wahana oleh peserta atas nama Patrisius Marvin Dalimartha terpilih sebagai pemenang dan berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp160 juta.
Fase pertama pembangunan jembatan integrasi itu ditargetkan selesai pada Agustus 2020, Sementara, untuk fase ke dua ditarget selesai akhir 2020 ini.
Baca juga: MRT Jakarta-Adhi Karya tandatangan kontrak pembangunan MRT Fase 2A
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020