MRT ini dapat menggunakan kelas yang sama, mau dari presiden, OB
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menyatakan Moda Raya Terpadu (MRT)/(Mass Rapid Transit) Jakarta mendorong persatuan dan kesetaraan dari presiden hingga karyawan pesuruh (office boy/OB).
"MRT bukan sekedar alat pemindah badan, di MRT ini dapat menggunakan kelas yang sama, mau dari presiden, OB, menteri, wali kota, gubernur, CEO, GM. Mereka duduknya setara, masuknya dan antrenya sama. Tidak banyak fasilitas kendaraan yang memberikan seperti ini," kata Anies di Halte MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin.
Sebelumnya, Anies ikut menyaksikan penandatanganan kontrak megaproyek MRT Jakarta fase 2A paket pertama dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP201).
Karena itu, kata Anies, pembangunan MRT yang saat ini masuk ke fase 2A, bukan sekadar pembangunan fisik saja, melainkan membangun mental persatuan manusia.
Baca juga: Kondisi lintasan menantang, MRT Fase 2A rampung 2024
"Saya perlu garisbawahi bahwa meskipun kita sedang membangun infrastruktur keras, yaitu jalur MRT nanti keretanya lewat, tapi sesungguhnya apa yang kita target bukan sekedar bangunannya jadi. Karena kota (Jakarta) ini disebut kota karena ada manusianya," kata Anies.
Sehingga, lanjut Anies, MRT dan juga transportasi massal lainnya di Jakarta, harus dinilai juga sebagai alat transformasi untuk mendorong persatuan.
"Kita sering menganggap ini urusan kecil, jangan. Ini persatuan tapi cara kita, ingin Jakarta ada persatuan, tapi cara kita mengatur kotanya tidak mendorong untuk persatuan. TransJakarta, MRT adalah instrumen pemersatu. Di sana berangkat komponen semua masyarakat, ini kita bangun bukan hanya untuk saat ini tapi untuk masa yang akan datang," ujar Anies.
Saat ini, Anies menyebut semua BUMD sudah terintegrasi, tak ada lagi ego sektoral. Dengan mulai Fase II MRT ini, ia berjanji semua moda transporasi Jakarta terintegrasi 100 persen.
Baca juga: MRT Jakarta-Adhi Karya tandatangan kontrak pembangunan MRT Fase 2A
"Saya senang sekali tidak mengulangi masalah yang pernah kita lakukan di mana kita berpikir sektoral. MRT memikirkan MRT, TJ (Transjakarta) mikir TJ, tapi sekarang alhamdulilah saya bersyukur bahwa rancangannya sudah memperhitungkan integrasi. Nanti jadinya nanti insya Allah transportasi umum di Jakarta, di mana MRT sebagai 'backbone' (tulang punggung) yang harus siap memberikan ruang bagi integrasi agar 100 persen terintegrasi," ujarnya.
Anies yang merupakan mantan Mendikbud itu mengingatkan agar anggaran pembangunan MRT dari Bundaran HI ke Harmoni sejauh 2,8 km itu tidak bengkak dari awal yakni Rp4,5 triliun.
"Kita semua berkeinginan agar proses ini berjalan sesuai jadwal jangan berkompromi pada kualitas dan budget sesuai anggaran yang disiapkan. Jangan sampai di perjalanan nanti muncul revisi peningkatan, tapi kalau revisi penghematan boleh saja," tuturnya.
Diketahui, proyek fase 2A dimulai dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota dengan total panjang jalur enam kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok dan Stasiun Kota.
Baca juga: LRT Jakarta tepis proyek fase II bersinggungan trayek dengan MRT
Penandatangan kontrak pekerjaan CP 201 antara PT MRT Jakarta dengan Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV) menandai dimulainya pekerjaan proyek pembangunan Fase 2A. Dalam kontrak tersebut terdapat dua pekerjaan stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas.
Paket pekerjaan CP 201 akan membangun terowongan dan stasiun yang memiliki jalur sepanjang 2,8 Km untuk menghubungkan Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Harmoni.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020