Risiko bahwa kasus corona di Jepang mungkin bertambah sedang mengancam untuk membatasi salah satu maraton terbesar dunia yang akan diselenggarakan 1 Maret itu

Tokyo (ANTARA) - Jepang memulangkan lagi warganya dari pusat merebaknya corona pada Senin, sementara keprihatinan tentang penyakit yang sedang menyebar itu mengakibatkan panitia Tokyo Marathon kemungkinan akan mengurangi jumlah peserta lomba yang direncanakan berlangsung bulan depan itu.

Sebuah pesawat kelima yang disewa pemerintah yang mengangkut 65 warga Jepang tiba di Tokyo dari Wuhan, China, pada Senin, menjadikan jumlah warga yang dipulangkan dari kota itu sebanyak 763 orang, media penyiaran NHK melaporkan.

Dengan lebih dari 400 orang terinfeksi, para penumpang mayoritas di kapal pesiar berlabuh di negeri itu, Jepang merupakan negara paling banyak terkena dampak corona setelah China, di mana penyebarannya pertama kali terdeteksi pada Desember dan kini telah menewaskan lebih dari 1.700 jiwa.

Analis mengatakan wabah itu memukul hasil produksi dan turisme di Jepang merongrong pertumbuhan dan berpotensi mendorong negeri itu ke dalam resesi.

Ratusan penumpang siap dievakuasi dari kapal pesiar setelah menghabiskan dua pekan karantina jauh dari Jepang akibat corona, dengan sejumlah orang Amerika yang pulang menggunakan pesawat evakuasi yang disewa pada Senin pagi.

Kanada, Korea Selatan, Hong Kong dan Italia mengikuti AS dalam mengumumkan penerbangan untuk memulangkan warga mereka dari kapal itu, yang dikarantina sejak 3 Februari.

Risiko bahwa kasus corona di Jepang mungkin bertambah sedang mengancam untuk membatasi salah satu maraton terbesar dunia yang akan diselenggarakan 1 Maret itu.

Panitia Tokyo Marathon sedang mempertimbangkan membatasi jumlah peserta umum dalam lomba tahun ini sebagai kewaspadaan terhadap penyebaran lebih jauh infeksi corona, lapor koran Asahi mengutip sumber yang anonim.

Panitia maraton tak bersedia berkomentar.

Reuters

Baca juga: 70 orang lagi di kapal pesiar di Jepang tertular corona

Baca juga: Kanada akan evakuasi warganya dari kapal Diamond Princess

Baca juga: Usai kasus kematian pertama, Jepang tingkatkan upaya tangani corona

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020