Jakarta (ANTARA) - Wilayah Seram Timur di Maluku dan Fakfak di Papua Barat pada Minggu pukul 06.00 WIB menghadapi gempa dengan magnitudo 5,6 menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Menurut siaran pers BMKG, episenter gempa tersebut berada di laut pada kedalaman 16 km di koordinat 3,37 Lintang Selatan dan 131,49 Bujur Timur, tepatnya 97 km arah barat daya Kota Fakfak.
Getaran akibat gempa dirasakan di daerah Bula, Seram bagian timur, pada skala intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity), terasa nyata di dalam rumah seperti ketika ada truk sedang berlalu. Getaran gempa tersebut sempat membuat warga terkejut dan berlari ke luar rumah.
Sedangkan di Sorong, getaran gempa dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut.
Sesuai lokasi episenternya, ia melanjutkan, gempa tersebut kemungkinan dipicu oleh aktivitas sesar aktif Taminabuan Tengah. "Sesar ini memiliki magnitudo tertarget 7,4 sehingga patut diwaspadai keberadaannya," kata Daryono.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa itu memiliki mekanisme pergerakan turun dan menurut pemodelan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Hingga pukul 07.16 WIB, BMKG belum mendeteksi adanya aktivitas gempa susulan.
Gempa Minggu pagi merupakan gempa kedua yang terjadi di zona aktif di Seram pada Februari 2020 setelah gempa dengan magnitudo 5,4 yang terjadi di Kobisonta, Seram Utara Timur Seti, yang menimbulkan kerusakan beberapa bangunan rumah.
Baca juga:
Gempa 5,8 SR di laut Seram dirasakan hingga Sorong
Guncangan gempa dirasakan warga Piru di Pulau Seram
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020