Karena Natuna wilayah perbatasan yang jauh dari mana-mana

Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Natuna Kepulauan Riau berharap pemerintah pusat meningkatkan fasilitas kesehatan setempat, setelah selesai menjadi lokasi observasi WNI dari Wuhan, China.

"Harapan kami, pemerintah pusat dapat menambah fasilitas kesehatan bagi rumah sakit kami," kata Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal di Natuna, akhir pekan.

Saat ini, Rumah Sakit Umum Daerah Natuna masih bertipe C. Bupati berharap, fasilitasnya bisa ditingkatkan, sehingga bisa menjadi tipe A, atau setidaknya tipe B.

Baca juga: Pelajar di Natuna diimbau segera kembali ke Ranai

"Karena Natuna wilayah perbatasan yang jauh dari mana-mana. Sehingga kalau terjadi hal seperti ini tidak perlu jauh-jauh, karena rumah sakit bisa menangani," kata Bupati.

Selama ini, untuk penyakit-penyakit tertentu, masyarakat Natuna harus berobat hingga ke Kota Tanjungpinang, Kota Batam dan Kota Pontianak karena minimnya fasilitas di sana.

Padahal, jarak dari Natuna ke Tanjungpinang atau Batam relatif jauh. Untuk perjalanan laut, dibutuhkan waktu hingga 2 hari dari Tanjungpinang atau Pontianak.

Sedang di pulau-pulau penyangga, ia mengatakan sudah ada Puskesmas dengan fasilitas cukup, seperti di Pulau Subi, Serasan.

"Di Pulau Laut, sudah Pusekesmas rawat inap. Harapannya semua Puskesmas dibikin bagus," kata dia.

Selain peningkatan fasilitas rumah sakit, Pemkab Natuna juga berharap pemerintah membangun bandara sipil berstandar internasional.

Saat ini, penerbangan sipil masih menggunakan landasan Lanud Raden Sadjad.

"Kami harap bandara sipil," kata dia.

Pemerintah setempat juga berharap dibangun pelabuhan internasional, agar kegiatan ekspor hasil bumi Natuna bisa langsung terkirim ke negara tujuan.

Selama ini, hasil bumi Natuna diekspor melalui Batam dan Jakarta.

"Dengan begitu, bisa menambah nilai tambah Natuna. Ekonomi Natuna bisa lebih cepat meningkat," kata dia.

Baca juga: Kemendagri minta Bupati Natuna cabut SE libur sekolah

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020