Untuk uji coba besok, pengguna jalan tidak boleh lagi memotong Jalan Malioboro dari Jalan Suryatmajan ke Jalan Pajeksan,..

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta akan kembali menggelar uji coba semipedestrian di Jalan Malioboro bersamaan dengan agenda Selasa Wage, pada 18 Februari, namun dengan sedikit perubahan manajemen lalu lintas.

“Untuk uji coba besok, pengguna jalan tidak boleh lagi memotong Jalan Malioboro dari Jalan Suryatmajan ke Jalan Pajeksan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho di Yogyakarta, Sabtu.

Kedua ruas jalan di sirip Jalan Malioboro tersebut akan diberlakukan dua arah, atau sama seperti seluruh sirip di ruas Jalan Malioboro lainnya saat uji coba semipedestrian, seperti di Jalan Dagen, Jalan Perwakilan, dan Jalan Sosrowijayan.

Untuk pelaksanaan uji coba semipedestrian di ruas jalan sepanjang 1,4 kilometer tersebut, tetap akan dilakukan selama 12 jam mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Baca juga: Pedagang liar di kawasan Malioboro akan langsung ditertibkan

Seluruh kendaraan bermotor tidak diperbolehkan melintas, dikecualikan untuk armada Trans Jogja dan kendaraan kegawatdaruratan lain, serta untuk andong dan becak kayuh.

Bagi warga yang tinggal di sepanjang Jalan Malioboro sudah dilengkapi dengan kartu tanda pengenal yang bisa dimanfaatkan untuk mengakses Jalan Malioboro selama uji coba berlangsung namun warga tetap tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor.

Selain menggelar uji coba semipedestrian yang dilakukan bersamaan dengan agenda Selasa Wage, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta juga berencana menggelar sejumlah uji coba semipedestrian di luar agenda Selasa Wage.

Setiap Selasa Wage, seluruh pedagang kaki lima (PKL) dan komunitas lain di Jalan Malioboro sepakat untuk tidak beraktivitas selama 24 jam dan mengisi kekosongan waktu tersebut dengan kegiatan gotong royong membersihkan Malioboro.

Uji coba semipedestrian terakhir di luar Selasa Wage telah dilakukan pada 7 Februari. Pada saat itu pengguna jalan masih bisa menerus dari Jalan Suryatmajan ke Jalan Pajeksan dengan memotong Jalan Malioboro.

Penutupan seluruh sirip di Jalan Malioboro tersebut juga ditujukan untuk membiasakan pengguna jalan jika nantinya Malioboro sepenuhnya diberlakukan sebagai kawasan semipedestrian.

Baca juga: Ada "malioboro" di Bone Bolango

Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta juga menyiapkan berbagai variasi skenario uji coba di Malioboro sehingga bisa diketahui manajemen lalu lintas terbaik yang bisa diterapkan saat kawasan ini sepenuhnya ditetapkan sebagai semipedestrian.

Selain menutup akses terusan dari Jalan Suryatmajan ke Jalan Pajeksan, skenario lain yang disusun adalah menjadikan Jalan Letjen Suprapto menjadi jalan searah ke selatan.

“Selama Malioboro ditutup, terjadi kenaikan volume kendaraan di Jalan Letjen Suprapto yang sebagian besar mengarah ke selatan,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Windarto.

Sebelumnya, dalam konsep awal manajemen lalu lintas jika semipedestrian di Malioboro dilakukan adalah menjadikan Malioboro sebagai sebuah bundaran besar dengan sejumlah ruas jalan di sekitarnya menjadi satu arah.

Jalan Suryotomo dan Jalan Mataram akan menjadi jalan searah ke utara, Jalan Pasar Kembang menjadi searah ke barat, Jalan Gandekan Lor dan Jalan Bhayangkara menjadi searah ke selatan.

Namun, kemudian muncul opsi manajemen lalu lintas baru dengan menjadikan Jalan Letjen Suprapto searah ke selatan sedangkan Jalan Bhayangkara tetap menjadi jalan searah ke utara seperti penerapan selama ini.

“Kami akan simulasikan dalam uji coba bagaimana penerapan manajemen lalu lintas tersebut terhadap kondisi kelancaran lalu lintas dan akan dipilih penerapan yang terbaik,” katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020