di Cyclops merupakan dunia dewaMakassar (ANTARA) - Peneliti dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto menyebutkan ondofolo atau pemimpin adat tertinggi sangat berperan penting untuk mengingatkan warganya tidak merusak Pengunungan Cyclops dan perlu upaya melestarikannya.
"Setahun yang lalu, banjir dan tanah longsor melanda Sentani, Jayapura, akibat dari rusaknya cagar alam Cyclops atau Dobonsolo," kata Hari Suroto ketika dikonfirmasi dari Makassar, Sabtu.
Rusaknya lingkungan ini karena ulah manusia yang merusak Pengunungan Cyclops, penebangan liar atau membuka lahan untuk berkebun.
Pegunungan Cyclops disebut sebagai Pegunungan Dobonsolo atau Pegunungan Robhong Holo, adalah jajaran pegunungan di Jayapura yang mempunyai panjang mencapai 36 kilometer dan membentang dari barat ke timur. Pegunungan Cyclop memiliki beberapa puncak tertinggi, yakni Gunung Dafonsoro (1.580 mdpl), Gunung Butefon (1.450 mdpl), Gunung Robhong (1.970 mdpl), Gunung Helufoi (1.960 mdpl), Gunung Rafeni (1.700 mdpl), dan Gunung Adumama (1.560 mdpl).
Baca juga: 409 keluarga terdampak banjir Sentani dapat bantuan dana tunggu hunian
Baca juga: 18 hunian tetap untuk korban banjir Sentani hampir siap
"Kearifan lokal berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Sentani perlu digali dan dilestarikan bahwa di Cyclops merupakan dunia dewa," ujarnya.
Cyclops dipercaya sebagai rumah Dewi Pemberi Kehidupan yaitu Hokaimiyae atau ibu pertiwi. Selain itu Cyclops juga dijaga oleh empat dewa lainnya yang menyebar ke empat arah mata angin, yaitu timur (nu), barat (wai), selatan (ebun), dan utara (dobon).
Baca juga: Warga Sentani beri nama bayinya Doni Monardo
Baca juga: BNPB bantu pulihkan sosial ekonomi warga Sentani pascabanjir
"Tiga dewa yang disebut pertama adalah dewa yang mendatangkan petaka, yaitu penderitaan, kesengsaraan, dan berbagai macam penyakit termasuk banjir dan tanah longsor. Dewa Dobon dianggap sebagai dewa yang mendatangkan kemakmuran," katanya.
Dalam budayanya, tambah dia, masyarakat Sentani percaya bahwa ondofolo atau pemimpin adat tertinggi adalah representasi dewa di bumi. Mereka percaya bahwa dari mulut ondofolo hanya ada dua kata, yaitu berkat (onomi) dan kutuk (pelo).
Baca juga: BBPJN Jayapura siapkan Rp20 miliar perbaiki kerusakan akibat banjir
Baca juga: 21 kakatua akan dilepas ke Pegunungan Cyclop, Papua
Baca juga: Presiden tiba di Kabupaten Jayapura tinjau penanganan banjir bandang
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020