Pemerintah berharap dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban dapat mengefisienkan biaya ekspor produk otomotif
Jakarta (ANTARA) - Proyek pengembangan Pelabuhan Patimban tahap pertama (paket ke-3) jembatan penghubung atau port development project (I) package 3: connecting bridge ditandatangani pada Kamis (13/2/2020).
Penandatanganan dilakukan antara Kementerian Perhubungan dan perusahaan gabungan PT Wika-PT PP yang disaksikan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono dan Dirjen Perhubungan Laut R Agus H Purnomo di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Baca juga: PUPR komitmen tuntaskan jalan akses Pelabuhan Patimban April 2020
Djoko Sasono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat mengatakan Presiden Joko Widodo sangat mengharapkan keberadaan pelabuhan ini karena akan membawa dampak positif bagi perekonomian di Indonesia.
“Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Presiden RI saat meninjau progres pembangunan Pelabuhan Patimban pada November 2019 lalu, beliau mengapresiasi pembangunan Pelabuhan Patimban, yang luasnya hampir setara dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Presiden berharap dengan dibangunnya pelabuhan ini, akan meningkatkan kinerja pelabuhan yang lebih kompetitif sehingga dapat menurunkan biaya logistik, dengan demikian tentunya diharapkan ekspor juga akan meningkat,” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan rencananya pada September 2020 jika berjalan lancar akan dilakukan soft opening untuk Pelabuhan Patimban tahap pertama.
“Pemerintah berharap dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban dapat mengefisienkan biaya ekspor produk otomotif Indonesia ke luar negeri, meningkatkan daya saing, menurunkan biaya logistik di Indonesia, serta mendukung kelancaran arus barang yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut R Agus H Purnomo mengatakan dalam rangka percepatan penyelenggaraan Pelabuhan Patimban sebagai salah satu proyek strategis nasional, maka Kemenhub telah memulai pembangunan yang masuk ke dalam tahap pertama antara lain pembangunan area terminal, pembangunan breakwater, seawall, dan revetment, pembangunan back up area, jalan akses, dan jembatan penghubung.
“Dapat kami laporkan pula bahwa progres pembangunan konstruksi terminal kendaraan dan peti kemas sejak tanggal kontrak 27 Juli 2018 telah mencapai 58,37 persen per 26 Januari 2020, pembangunan breakwater, seawall dan revetment sejak tanggal kontrak 30 November 2018 telah mencapai 25, 036 persen per 11 Februari 2020,” katanya.
Sedangkan untuk pembangunan jembatan penghubung sepanjang kurang lebih satu kilometer akan menjadi akses utama yang menghubungkan kawasan terminal kendaraan dan peti kemas dengan kawasan penunjang (back up area) sebagai penunjang pelabuhan.
Nilai kontrak Paket 3 adalah sebesar Rp524,14 miliar yang akan dikerjakan selama lebih kurang 630 hari, dengan ruang lingkup kerja meliputi pembersihan lahan, pembongkaran, penggalian struktur, pengaspalan, struktur beton, pekerjaan pendukung, utilitas dan instalasi pipa air suplai.
Pembangunan Pelabuhan Patimban akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan dapat melayani 3,75 juta peti kemas (TEUS) dan 600.000 kendaraan bermotor (CBU).
Pada tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7,5 juta TEUS.
“Nantinya, kita berharap pada tahun 2027 Pelabuhan Patimban akan menjadi pelabuhan besar yang akan difungsikan untuk kegiatan ekspor industri otomotif ke luar negeri,” katanya.
Pelabuhan Patimban merupakan salah satu proyek strategis nasional pelabuhan baru yang dibangun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan melalui pendanaan dari official development assistance (ODA Loan) Pemerintah Jepang.
Baca juga: Presiden Jokowi ingin jadikan Patimban sebagai pelabuhan hub otomotif
Baca juga: Menhub: Pelabuhan Patimban "soft opening" Juni 2020
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020