Jangan sampai kondisi ini terjadi hingga menjelang puasa dan lebaran yang diperkirakan mengalami peningkatan yang cukup signifikan

Pangkalpinang (ANTARA) - Stok gula pasir di gudang Perum Bulog Subdivre Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kosong, karena ketersediaan di pabrik mengalami kekosongan sebagai dampak gagal panen yang dialami petani tebu di daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera.

"Saat ini stok gula pasir kosong dan harga sudah mulai merangkak naik," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Bangka Taufiqurahmah di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan Bulog Subdivre Bangka pada Desember 2019 telah mengajukan permohonan pasokan 750 ton gula pasir ke pusat, guna mengatasi kekosongan stok dan stabilitas harga gula pasir masyarakat di Pulau Bangka.

"Saat ini Bulog Pusat bersama Kementerian Perdagangan sedang melakukan pembahasan impor gula pasir, guna mengatasi kekosongan stok di gudang-gudang Bulog di daerah," ujarnya.

Menurut dia saat ini harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional dan pedagang eceran sudah mengalami kenaikan yang cukup bervariasi dari Rp12.500 hingga Rp13.000 per kilogram dari harga normal Rp9.500 per kilogram.

Sementara harga di pasar moderen harga gula pasir masih normal, karena pengelola ritel ini masih menggunakan stok lama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Kita berharap stok gula pasir nasional kembali banyak, sehingga kita tidak lagi kesulitan untuk menambah kebutuhan gula masyarakat yang cukup tinggi," katanya.

Ia menambahkan untuk memenuhi kebutuhan gula pasir, Bulog dan distributor sembako hanya mengandalkan pasokan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi.

"Kita akan terus berusaha untuk mendatangkan pasokan gula pasir ini.Jangan sampai kondisi ini terjadi hingga menjelang puasa dan lebaran yang diperkirakan mengalami peningkatan yang cukup signifikan," katanya.

Pewarta: Aprionis
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020