Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan diperkirakan masih terkoreksi, terutama dipengaruhi sentimen wabah COVID-19.
IHSG Jumat dibuka melemah 14,23 poin atau 0,24 persen ke posisi 5.857,72. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 4,6 poin atau 0,48 persen menjadi 949,61.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Jumat, mengatakan, pelaku pasar melihat perkembangan wabah Virus COVID-19 dikhawatirkan bisa mendatangkan dampak lebih besar terhadap pertumbuhan global.
Ditambah lagi, lanjutnya, bank sentral AS The Federal Reserve akan mengurangi suntikan likuiditasnya yang memicu saham AS pada Kamis (13/2) lalu terkoreksi.
"Dibayangi sentimen negatif eksternal, saham di BEI dengan indeks acuan IHSG diperkirakan meanjutkan pelemahan hari ini," ujar Alfiansyah.
Wabah Virus COVID-19 yang diperkirakan dapat menggerus perekonomian China, akan berdampak bagi perekonomian Indonesia.
Apabila ekonomi China turun 1 persen, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi 0,3 persen.
Satu sisi, pemerintah Indonesia belum mengkoreksi target pertumbuhan ekonomi 2020 yang ditetapkan sebesar 5,3 persen.
Alasannya, pemerintah terus berupaya meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan terhadap perekonomian akibat wabah COVID-19, termasuk melihat peluang yang bisa diambil dari terhambatnya impor China ke berbagai negara di seluruh dunia.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 157 poin atau 0,66 persen ke 23.670,7, indeks Hang Seng menguat 133,8 poin atau 0,48 persen ke 27.863,8, dan indeks Straits Times menguat 2,52 poin atau 0,08 persen ke 3.222,61.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020