Semarang (ANTARA News) - Anjloknya harga minyak dunia yang diikuti dengan kebijakan pemerintah menurunkan harga jual minyak dalam negeri bakal semakin mendongkrak popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sehingga peluangnya memenangi Pemiihan Presiden 2009 kian terbuka lebar. Demikian disampaikan analis politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Juwono, Selasa, menanggapi penurunan harga premium dan solar serta peluang Presiden SBY dalam Pilpres 2009. "Apabila tidak ada kecelakaan politik luar biasa, peluang SBY untuk terpilih kembali menjadi presiden sangat besar. Partai Demokrat juga akan menangguk keuntungan dari sukses dan pencitraan yang dibangun SBY," kata Teguh. Ia menyebutkan, kecelakaan politik pernah terjadi ketika Megawati Soekarnoputri dizalimi penguasa Orde Baru sehingga PDIP yang dipimpin Mega meraih simpati rakyat dan langsung memenangi Pemilu 1999. Ia menambahkan, SBY juga pernah dipojokkan oleh Megawati menjelang pencalonan SBY sebagai presiden. "Ini memang mirip (cerita) sinetron, tetapi itulah riil politik kita," katanya ketika dihubungi melalui telepon. Berbagai survei politik belakangan ini menyebutkan popularitas SBY melampaui kandidat lain sehingga bila kebijakan populis menurunkan harga BBM ditempuh lagi, menurut Teguh, hal ini bisa semakin mendongkrak popularitas SBY. Menurut dia, penurunan harga minyak dunia memang menguntungkan SBY, apalagi momentum penurunannya bersamaan dengan menjelang waktu Pemilu dan Pilpres 2009. Pemerintah sudah dua kali menurunkan harga premium dan solar dan pada 15 Januari akan memangkas lagi menjadi Rp4.500 per liter. Akan tetapi, katanya, tren penurunan harga minyak dunia itu tidak akan memberi keuntungan politik bila pemerintah yang berkuasa saat ini tidak menempuh kebijakan yang linear dengan tren harga minyak itu. "Pemerintah bisa saja tidak menurunkan harga minyak domestik meski harga minyak dunia turun. Presiden SBY memang menurunkan harga minyak dan beliau sendiri yang mengumumkannya. Ini (mengumumkan sendiri, red.) dipilih karena menyangkut pencitraan dirinya," katanya. Teguh mengatakan, pemerintah SBY memang relatif sukses menyiasati fluktuasi harga minyak dunia yang berimbas pada harga minyak domestik. Di saat harga minyak melambung, katanya, pemerintah menggelontorkan bantuan langsung tunai (BLT) kemudian disusul program perekonomian rakyat, seperti PNPM Mandiri. (*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009