Kotabaru (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Kotabaru, Syairi Mukhlis menekankan kepada segenap instansi yang menjadi pintu masuk orang asing, termasuk ABK, atau pasien yang belum jelas penyakitnya ke "Bumi Saijaan".
Penegasan politisi PDIP di Banjarmasin, Kamis, terkait dua orang anak buah kapal (ABK) kapal yang diduga dari China yang menjadi pasien di Rumah Sakit Pangeran Jaya Sumitra (RS-PJS) Kotabaru.
"Kepada semua instansi terkait yang menjadi pintu masuk Kotabaru di antaranya Kesahbandaran, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Bandara dan lembaga pendukung baik Lanal dan Polair di Kotabaru segera meningkatkan kehati-hatian," kata Syairi
Kewaspadaan dimaksudkan untuk pengetatan terhadap siapa saja yang mau masuk ke Kotabaru, khususnya mereka yang baru datang perjalanan dari China, agar terlebih dulu dipantau apakah yang bersangkutan memiliki tanda-tanda mengidap penyakit berbahaya.
Syairi menambahkan dua pasien yang dirawat di RS-PJS Kotabaru itu agar dirujuk ke Rumah Sakit Ulin Banjarmasin karena dalam hal fasilitas lebih siap dan lengkap.
Baca juga: Wadir Ulin: Belum ada indikasi ABK di Kotabaru terkena Covid-19
Baca juga: Petinggi RSUD Kotabaru rapat mendadak bahas pasien ABK China
Baca juga: Empat ABK asal China dikarantina di kapal mereka
Di RS Ulin sudah mempunyai standar pelayanan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dalam menangani virus berbahaya.
Sementara pasien yang kini masih dalam observasi di ruang IGD Rumah Sakit PJS Kotabaru dikabarkan bekerja sebagai koki (juru masak) di salah satu kapal China yang kebetulan sandar di perairan Kotabaru.
Informasi yang berhasil dihimpun, dua ABK tersebut mengalami demam dan batuk-batuk, sehingga segera dilarikan ke IGD Rumah Sakit PJS Kotabaru, Kamis, pukul 17.00 Wita.
Sebelumnya, Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin dr Muhammad Isa SpP mengatakan berdasarkan hasil koordinasi antara pihaknya dengan tim medis RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kabupaten Kotabaru belum ada indikasi kuat ABK Kapal China yang kini dirawat di rumah sakit tersebut terpapar Covid-19 (Corona Virus Disease 2019).
Menurut Isa, di Banjarmasin Kamis malam, saat ini kedua pasien tersebut sedang dalam proses observasi oleh tim medis di RSUD Kotabaru.
"Saya sudah komunikasi dengan tim medis RSUD Kotabaru, hingga kini kedua pasien tersebut sedang diobservasi," katanya.
Hingga malam ini, belum ada indikasi kuat yang menyebutkan ke dua pasien terserang virus corona.
"Saya belum tahu betul kondisi di Kotabaru. Laporannya, tenang saja, tidak ada sesak maupun lainnya," katanya.
Dokter Spesialis Paru tersebut berharap, informasi adanya pasien yang dirawat di RSUD Kotabaru, tidak membuat panik masyarakat. Masyarakat diminta tetap tenang menanggapi informasi yang berkembang.
Tentang kemungkinan kedua pasien akan dirujuk, menurut Isa, hingga kini masih terus dilakukan komunikasi. Jadi belum ada kepastian.
"Pasien sedang diobservasi, kita terus melakukan komunikasi, jadi belum tahu kepastiannya, apakah akan dirujuk ke RSUD Ulin atau tidak," katanya.
Namun demikian, pihaknya tetap waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi.
Sebelumnya, petinggi Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kabupaten Kotabaru, menggelar rapat bersama manajemen dan pelayanan untuk membahas pasien yang berprofesi sebagai Anak Buah Kapal (ABK) yang diduga berasal dari China.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra drg Cipta Waspada, Kamis malam, mengatakan tengah menggelar rapat terkait pasien yang masuk ke rumah sakit dan belum bisa menyampaikan hasilnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru Erna mengaku hingga saat ini masih menunggu hasil rapat pihak RSUD Pangeran Jaya Sumitra.*
Baca juga: KKP Sampit periksa kesehatan anak buah kapal asing
Baca juga: SAR evakuasi ABK kargo berbendera Panama warga China
Baca juga: Jenazah ABK Indonesia akhirnya bisa dipulangkan ke Cilacap
Pewarta: Imam Hanafi/shohib
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020