Denpasar (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio meresmikan peluncuran Bali Convention Exhibition Bureau (BaliCEB) sebagai wadah yang mengelola para pelaku bisnis MICE (pertemuan, perjalanan insentif, konvensi dan pameran) di Pulau Dewata menjadi lebih terpadu dan terarah.
"Kita tidak boleh bergantung pada satu atau dua pasar (wisatawan) saja, tetapi kita harus bisa meningkatkan pasar. Mari kita cerdik untuk menyikapi kompetisi," kata Wishnutama saat menyampaikan sambutan pada Peluncuran BaliCEB itu, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu, di Denpasar, Kamis sore.
Menparekraf meluncurkan BaliCEB itu didampingi oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, dan Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Parta Adnyana.
Wishnutama menambahkan, di tengah situasi pariwisata yang tergoncang karena wabah virus corona, diperlukan strategi yang komprehensif. Diantaranya untuk solusi jangka pendek dengan melakukan promosi ke pasar wisata baru dan menggaet pasar MICE yang identik dengan wisatawan berkualitas.
Tetapi, ia mengingatkan untuk menarik wisatawan mancanegara ke Indonesia dan Bali pada khususnya tidak cukup hanya sekadar mempromosikan maupun ditambah penyiapan infrastruktur, tetapi harus didukung dengan kemampuan SDM dan keramahtamahannya.
"Memang untuk meningkatkan kualitas pariwisata, usaha yang diperlukan jauh lebih besar dibandingkan hanya untuk meningkatkan kuantitas. Kalau hanya mau mengejar kuantitas, sering-sering saja buat dangdut di perbatasan, pasti ramai yang datang," ujarnya berseloroh.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berharap dengan telah terbentuknya BaliCEB, maka akan bisa lebih maksimal untuk menjadikan Bali sebagai daerah wisata MICE.
Sejatinya, kata dia, BaliCEB sudah dirancang sejak bertahun-tahun yang lalu, namun baru sekarang bisa terwujud. "Tidak ada kata terlambat, karena mulai besok juga bisa langsung ke Amerika untuk mempromosikan hal ini. Mudah-mudahan dengan kehadiran BaliCEB, semuanya bisa maju," ujarnya.
Apalagi dengan dampak virus corona, khususnya di kawasan Kuta yang terkena dampak paling besar karena hotel dan restoran sudah berancang-ancang untuk meliburkan karyawannya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho berharap dengan kehadiran BaliCEB bisa menarik kegiatan MICE di luar negeri untuk dibawa ke Bali.
Akibat wabah virus corona, lanjut dia, banyak kegiatan MICE berskala besar yang sedianya digelar di Singapura, terpaksa ditunda pelaksanaannya. "Jika kegiatan MICE-nya dipindah, maka Bali siap," ucapnya.
Menurut Trisno, wisata MICE itu sangat penting karena "spendingnya" tinggi dan mendorong bergairahnya UMKM. "Banyak potensi MICE di dunia bisa ditarik ke Bali, dan kami yakin dengan sinergi berbagai pihak, maka akan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali," ujarnya.
Sementara itu, CEO BaliCEB, Levie Lantu menargetkan di tahun pertama setidaknya bisa membawa sekitar 6.000 peserta MICE internasional untuk berkegiatan di Bali.
"Mudah-mudahan dengan dukungan dari Kementerian, bisa lebih mendongkrak kegiatan MICE di Bali. Bagaimanapun MICE itu adalah bisnis pariwisata yang berkualitas," ucapnya.
Pada April mendatang, sudah terkonfirmasi sekitar 2.000 orang dari asosiasi farmasi Australia akan melaksanakan pertemuan di Bali.
"Dengan kehadiran BaliCEB akan memungkinkan pengelolaan bisnis MICE di Bali menjadi lebih terpadu dan terarah, mulai dari PCO (professional conference organizer), EO (event organizer), hotel, restoran, objek-objek wisata, pelaku industri kecil dan menengah sampai pada komunitas berbasis pariwisata dapat menjadi satu kesatuan untuk bergerak bersama-sama," kata Levie.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020