penyelenggaraan program sadar wisata bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku wisata di Kulon Progo terkait implementasi Sapta Pesona.

Kulon Progo (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didukung Badan Otorita Borobudur melaksanakan program pengembangan masyarakat pariwisata di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk menangkap peluang dari operasional Bandara Internasional Yogyakarta.

Kepala Bidang Pengembangan Masyarakat Pariwisata Kemenparekraf Ambar Rukmi di Kulon Progo, Kamis, mengatakan penyelenggaraan program sadar wisata bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku wisata di Kulon Progo terkait implementasi Sapta Pesona.

"Kami pelaku wisata bisa mengaktualisasikan nilai-nilai kearifan budaya lokal penunjang kepariwisataan. Kami juga berharap masyarakat Kulon Progo khususnya pelaku wisata bisa lebih siap menyambut wisatawan seiring beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta dan efek Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas," kata Ambar.

Baca juga: Menparekraf sebut potensi kerugian akibat virus corona Rp38,2 triliun

Ambar mengatakan kawasan penyangga Borobudur meliputi Magelang, Purworejo, dan Kulon Pogo atau disebut Gelangprojo. Namun dari ketiga wilayah tersebut, Kulon Progo dinilai belum siap perihal wisata, baik dari segi sarana prasarana maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM) pengelola wisata.

Oleh karena itu, lewat kegiatan ini pelaku wisata didorong untuk lebih kreatif dalam menciptakan produk-produk wisata yang bisa menarik wisatawan.

"Sehingga ke depan wisatawan yang turun dari Bandara Internasional Yogyakarta dan hendak beranjak ke Borobudur bisa terlebih dahulu mampir di objek-objek wisata di Kulon Progo," katanya.

Perwakilan BOB, Putut Bayu Sandiko mengatakan BOB mendukung penuh pelatihan ini karena sesuai dengan program BOB dalam pengembangan kualitas SDM di kawasan Gelangprojo.

BOB bersama Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STBP) saat ini juga tengah memetakan potensi SDM kepariwisataan di kawasan Gelangprojo. Hasil pemetaan yang akan keluar pada Maret mendatang itu menjadi bahan BOB untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diinginkan baik oleh industri kepariwisataan maupun masyarakat sekitar.

"Hasil pemetaan ini menjadi acuan kami untuk pengembangan terkait SDM pariwisata," katanya.

Baca juga: Ada kerusakan, kunjungan ke Candi Borobudur dibatasi sampai lantai 8

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Niken Probo Laras mengatakan Dispar Kulon Progo gencar menggelar pelatihan yang khusus menyasar pelaku wisata di Kulon Progo. Untuk tahun ini terdapat 10 jenis pelatihan yang dananya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), di antaranya pengelolaan destinasi wisata dan homestay, arum jeram, kuliner hingga pelatihan SAR wisata.

"Kami berharap pelatihan ini mampu meningkatkan kekampuan SDM pelaku wisata di Kulon Progo," harapnya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020