Kami sangat berpengalaman dalam menjaga stabilitas hargaPekanbaru (ANTARA) - Perusahaan Umum Bulog Wilayah Riau dan Kepri siap mendistribusikan bawang putih ke pasar, jika ditugaskan atau ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk menstabilkan harga di pasar setempat.
"Bulog Kanwil Riau siap menerima penugasan itu," kata Kepala Bulog Riau Abdul Muis S Ali kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Abdul Muis mengatakan, dengan pengalaman yang dimiliki Bulog selama ini dalam mengatasi gejolak harga kebutuhan pokok, seperti beras, gula, minyak goreng dan daging beku, optimistis akan mampu menurunkan harga bawang putih ke posisi normal.
"Kami sangat berpengalaman dalam menjaga stabilitas harga," katanya.
Dikatakannya, cara yang akan digunakan Bulog polanya mengisi pasar-pasar umum, kerja sama pedagang, dan melibatkan Rumah Pangan Kita (RPK) dan Toko Pangan Kita (TPK).
"Posisi mitra Bulog itu ada di tiap kelurahan dan pasar tradisional, sehingga mudah menjangkau masyarakat," katanya.
Namun demikian saat ditanyakan apakah perintah itu sudah diterima atau belum, dia mengaku hingga kini Bulog Riau belum mendapat surat tugas, karena masih menunggu kebijakan perintah pusat.
"Kami hanya menunggu," katanya menambahkan.
Sebelumnya diberitakan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan penerbitan izin impor ini dilakukan karena stok bawang putih di dalam negeri kian menipis, yakni 70.000 ton. Stok tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sampai pertengahan Maret mendatang.
"Stok kurang lebih 70.000 ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka (impor) untuk mengantisipasi sampai dua-tiga bulan ke depan," kata Prihasto di Jakarta.
Prihasto memperkirakan impor bawang putih sebesar 103.000 ton tersebut dapat memenuhi kebutuhan sampai 2-3 bulan ke depan. Ada pun kebutuhan konsumsi bawang putih nasional mencapai 560.000-850.000 ton per tahun atau sekitar 47.000 ton per bulan.
Sebagai informasi, produksi bawang putih dalam negeri baru mencapai 85.000 ton per tahun atau sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional, sedangkan 90 persennya harus dipenuhi lewat impor.
Sebagian besar impor bawang putih tersebut didatangkan dari China, mengingat negara tersebut memiliki produksi terbesar di dunia untuk komoditas bawang putih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia mengimpor bawang putih dari China pada 2019 mencapai 465.000 ton atau setara 529,96 juta dolar AS.
Baca juga: Legislator minta pemberian izin impor bawang dilakukan transparan
Baca juga: Pemerintah buka impor bawang putih 103.000 ton dari China
Pewarta: Vera Lusiana
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020