"Benar, korban meninggal dunia pada Jumat (7/2) lalu setelah sempat menjalani perawatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Jon Hardi di Simpang Empat, Pasaman Barat, Sumbar, Rabu (12/2).
Ia mengatakan dari hasil pemeriksaan, korban diduga meninggal akibat penyakit disebabkan virus MERS CoV yang sudah dideritanya sejak melaksanakan umrah.
Baca juga: Pasien diduga suspect Mers Cov di rawat di RSUP M Djamil Padang
"Korban sempat dirawat di Arab dan pulang dari Arab pada Kamis (6/2). Kemudian pada Jumat (7/2) pagi dirawat di RSUD Jambak," katanya.
Ia menjelaskan saat dirawat di RSUD, petugas mencoba mengambil cairan dari tenggorokan pasien. Namun, karena alat pelindung diri (APD) khusus untuk mengambil cairan itu tidak ada di RSUD setempat maka didatangkan dari Provinsi Sumbar.
"Saat alat itu mau dikirim ke Pasaman Barat, pasien pada Jumat (7/2) siang sudah meninggal dunia," katanya.
Ia memastikan pasien mengidap virus MERS CoV bukan virus corona berdasarkan riwayat perjalanan pasien. Pasien pulang dari Arab melaksanakan umrah bukan dari China.
Baca juga: Indonesia berisiko terhadap ancaman MERS-CoV
"Penyebaran virus MERS CoV ini melalui unta dan pada umumnya virus ini ada di negara-negara Timur Tengah," katanya.
Ia menjelaskan untuk antisipasi penyebaran virus pihak RSUD juga telah menemui dan memeriksa 12 orang lagi yang sama-sama melaksanakan umroh bersama korban.
"Dari hasil pemeriksaan, 12 orang itu tidak ada gejala mengidap penyakit MERS CoV. Namun selama 14 hari akan terus dipantau dan diberikan pemeriksaan kesehatan," sebutnya.
Menurutnya virus MERS CoV merupakan virus yang penularannya melalui unta di negara Timur Tengah dan virus ini sangat mudah menular ke manusia.
Gejala pasien yang mengidap virus MERS CoV ini di antaranya demam tinggi, batuk, sesak nafas dan pilek.
"Kami akan tetap pantau 12 orang lagi yang pulang dari umrah. Kita khawatir ada yang membawa virus MERS CoV ini," sebutnya.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020