New York (ANTARA) - Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq naik ke rekor penutupan tertinggi kedua berturut-turut ketika para pejabat China mengatakan epidemi virus corona yang mematikan dapat diatasi pada April.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,48 poin atau kurang dari 0,01 persen, menjadi ditutup di 29.276,34 poin. Indeks S&P 500 naik 5,66 poin atau 0,17 persen, menjadi berakhir di 3.357,75 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 10,55 poin atau 0,11 persen, menjadi 9.638,94 poin.
Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, semua kecuali layanan komunikasi, bahan pokok konsumen dan teknologi ditutup di wilayah positif, dengan real estat menunjukkan kenaikan persentase terbesar.
Baca juga: Ikuti Wall Street, saham Tokyo ditutup 0,60 persen lebih rendah
Dow datar serta S&P 500 dan Nasdaq memangkas kenaikan mereka setelah Komisi Perdagangan Federal (FTC) mengeluarkan perintah kepada perusahaan teknologi besar untuk memberikan informasi tentang merger yang terlalu kecil untuk dilaporkan kepada regulator antimonopoli.
Microsoft Corp adalah hambatan terbesar pada ketiga indeks saham utama AS setelah permintaan FTC untuk data dari perusahaan. Data juga diminta dari Alphabet Inc Amazon.com, Apple Inc dan Facebook Inc.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, menyebutkan virus corona sebagai "musuh publik nomor satu". Namun penasihat medis terkemuka China tentang wabah itu mengatakan krisis bisa berakhir pada April, menenangkan kegelisahan atas epidemi yang bergerak cepat, bahkan ketika rantai pasokan putus dan perusahaan-perusahaan China mulai merumahkan pekerja.
Baca juga: Wall Street jatuh dari rekor tertinggi, setelah 4 hari reli
"Meskipun ada keinginan untuk mendorong saham lebih tinggi, ada juga kelelahan," kata Oliver Pursche, wakil ketua dan kepala strategi pasar di Bruderman Asset Management di New York. "Itu membiarkan udara keluar dan menghembuskan napas."
"Hal terbaik yang bisa terjadi pada saham tahun ini adalah kita bergerak ke samping untuk sementara waktu dan membiarkan pasar menarik napas mereka."
Pelaku pasar mengamati dengan seksama ketika Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memberikan kesaksian ekonomi setengah tahunan di hadapan kongres.
Baca juga: Wall Street naik, S&P 500 dan Nasdaq capai rekor penutupan tertinggi
Pernyataan Powell menegaskan kembali pandangannya bahwa ekonomi, pada ekspansi tahun ke-11, tetap "tangguh," tetapi bahwa bank sentral memantau dengan cermat risiko potensial, termasuk virus corona.
"Powell berbicara mengenai virus corona dan mengakui bahwa itu mungkin merupakan katalis bagi Fed untuk mengambil tindakan jika diperlukan," tambah Pursche. "Itu berarti Fed sangat menyadari risiko tetapi juga berarti bahwa risikonya sangat nyata."
Saham T-Mobile melonjak 11,8 persen setelah seorang hakim federal menyetujui pembelian Sprint, membuka jalan bagi kesepakatan yang awalnya bernilai 26 miliar dolar AS. Sprint melonjak 77,5 persen, sementara saingan yang lebih besar Verizon Communications Inc turun 2,6 persen.
Baca juga: Wall Street capai tertinggi baru saat China batasi dampak virus corona
Operator menara seluler, termasuk SBA Communications Corp, American Tower Corp dan Crown Castle International Corp, naik antara 4-7 persen karena harapan bahwa kesepakatan itu dapat meningkatkan permintaan menara.
Under Armour Inc anjlok 16,7 persen setelah perusahaan pakaian olahraga itu memperkirakan penurunan mengejutkan pada laba 2020.
Volume transaksi di bursa saham AS mencapai 7,33 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,67 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Saham Tokyo turun, meski Wall Street capai tertinggi baru
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020