Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Wali Kota Malang Sutiaji mengimbau dan meminta warganya rajin menabung air dengan membuat sumur injeksi di kawasan masing-masing.
"Sumur injeksi merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan banjir yang sering kali terjadi saat intensitas hujan cukup tinggi," kata Sutiaji di sela peluncuran Bank Sampah Blimbing Sinam dan meninjau pembuatan sumur injeksi di halaman Kantor Kecamatan Blimbing, Selasa.
Menurut Sutiaji, melalui sumur injeksi warga juga dapat menabung air untuk meningkatkan debit air tanah. Oleh karenanya, pihaknya akan terus mencanangkan pembuatan sumur injeksi pada masing-masing kelurahan secara bergilir, termasuk dalam upaya untuk terus menggerakkan program Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS) yang diluncurkan beberapa waktu lalu.
Kecamatan Blimbing, lanjutnya, menjadi lokasi percontohan bagi kecamatan dan kelurahan lainnya dalam praktik pembuatan sumur injeksi yang nantinya akan direalisasikan di seluruh wilayah Kota Malang.
Baca juga: Kota Malang kekurangan saluran penangkap air, sebut pakar lingkungan
Pada kesempatan itu, Sutiaji juga berpesan agar pengelolaan dan pemilahan sampah menjadi perhatian bersama. "Melalui Bank Sampah Blimbing Sinam yang kita luncurkan hari ini, kita berharap sampah dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk menambah nilai ekonomi bagi masyarakat," tambahnya.
Hal itu, katanya, harus dibiasakan dan pelopori terus dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat agar budaya membuang sampah pada tempatnya secara benar dapat diwujudkan.
Dalam praktik pembuatan sumur injeksi di Kecamatan Blimbing tersebut, Sutiaji didampingi Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Sekretaris Daerah Kota Malang Wasto, inisiator sumur injeksi Univeritas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Muhammad Bisri, dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang.
Sebelumnya Prof Dr Muhammad Bisri yang juga mantan Rektor UB Malang itu mengemukakan wilayah Kota Malang membutuhkan sumur injeksi yang jumlahnya mencapai ribuan untuk mengembalikan keberadaan air bawah tanah yang sudah terkuras untuk berbagai kebutuhan.
Baca juga: Kecamatan Cibodas bangun sumur injeksi di setiap RW atasi genangan
Baca juga: Kementerian PUPR mulai pemasangan pipa PDAM Kota Malang
"Sumur injeksi tersebut bisa digali sekitar 50-100 meter dari sumur sebenarnya dengan tujuan untuk menampung limbah air dan diolah sedemikian rupa, sehingga ketika dibutuhkan bisa menjadi pengganti air sumur bawah tanah," kata inisiator sumur injeksi Kota Malang itu.
Sumur injeksi yang difungsikan untuk menampung air limbah dan air hujan itu, katanya, ukurannya berbeda dengan sumur resapan yang sudah mulai dibangun di sejumlah titik taman kota di daerah itu.
Kalau sumur resapan ukuran kedalamannya hanya sekitar 5 sampai 6 meter dengan lebar atau diameter satu meter, sumur injeksi lebih dalam, yakni minimal berkedalaman 20-25 meter dengan diameter sekitar 6 meter.
Hingga saat ini, lanjutnya, di Kota Malang hanya ada sekitar 30 sumur injeksi dan salah satunya berada di kawasan Masjid Jami' Alun-alun Kota Malang. Bahkan, hotel-hotel di Kota Malang yang jumlahnya puluhan itu juga tak satu pun yang memiliki sumur injeksi.
Baca juga: Puluhan ribu pelanggan PDAM Kota Malang "darurat" air
Baca juga: ACT Malang salurkan bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020