Kami mengandalkan persediaan vaksin dari pusat termasuk untuk vaksin polio
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berharap vaksin polio yang persediaannya sempat menipis bahkan kosong di sejumlah puskesmas sejak akhir tahun lalu dapat kembali tersedia pada akhir Februari sehingga tidak ada lagi penundaan pemberian salah satu imunisasi wajib tersebut.
“Kami mengandalkan persediaan vaksin dari pusat termasuk untuk vaksin polio. Vaksin dari pusat sudah mulai habis pada pertengahan 2019 dan kemudian kami melakukan pengadaan vaksin menggunakan APBD Kota Yogyakarta,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, pengadaan vaksin dengan APBD Kota Yogyakarta tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa capaian “universal child immunization” (UCI) sesuai dengan target, khususnya untuk polio. Berdasarkan data, capaian UCI untuk polio di Yogyakarta sudah lebih dari 95 persen atau melebihi batas minimal yang ditetapkan.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melakukan pengadaan sekitar 350 vial vaksin polio dengan APBD Kota Yogyakarta 2019. Satu vial bisa digunakan untuk pemberian vaksin kepada lima anak.
Baca juga: TKI deportasi divaksin antisipasi penyakit polio dari Malaysia
Saat ini, lanjut Endang, vaksin polio hasil pengadaan APBD Kota Yogyakarta tersebut juga sudah mulai kosong di sejumlah puskesmas sehingga ada beberapa anak balita yang harus menunda imunisasi polio sampai vaksin kembali tersedia.
“Tidak perlu khawatir saat harus menunda pemberian vaksin polio. Toleransi waktu penundaan imunisasi bisa dilakukan hingga maksimal satu tahun,” katanya.
Meskipun pemberian vaksin bisa ditunda hingga satu tahun, namun Endang mengatakan, terus berupaya melakukan komunikasi dengan Dinas Kesehatan DIY untuk menanyakan ketersediaan vaksin polio tersebut dan berharap distribusi vaksin bisa segera dilakukan.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sudah mengajukan permohonan kebutuhan vaksin polio didasarkan pada jumlah bayi yang lahir pada 2019 yaitu sebanyak 3.556 bayi. Vaksin polio diberikan pertama kali saat bayi berusia dua bulan.
“Untuk awal tahun ini, kami memang tidak melakukan pengadaan vaksin polio dengan APBD karena khawatir akan ada penumpukan vaksin. Lebih baik kami menunggu distribusi vaksin dari pusat,” katanya.
Endang berharap, jumlah vaksin yang didistribusikan oleh pusat sesuai dengan kebutuhan karena puskesmas di Kota Yogyakarta biasanya tidak hanya melayani vaksinasi untuk bayi dari Kota Yogyakarta saja tetapi dari beberapa kabupaten di sekitar, khususnya puskesmas di wilayah perbatasan.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta Tri Kusumo Bawono mengatakan, vaksin polio di puskesmas tersebut mulai kosong sejak hari ini dan ada 20 anak yang masuk “waiting list” vaksinasi polio.
“Sejak September 2019, vaksin dari pusat sudah kosong. Lalu ada distribusi vaksin dari Kota Yogyakarta. Vaksin dari APBD Kota Yogyakarta mulai habis hari ini,” katanya yang menyebut vaksinasi bisa diakses secara gratis.
Balita yang masuk daftar tunggu vaksinasi diarahkan untuk mengakses vaksin di fasilitas kesehatan swasta atau di rumah sakit swasta.
“Jika memilih untuk tetap menunggu vaksin datang, maka mereka akan kami hubungi kembali jika vaksin sudah tersedia. Balita tersebut masuk daftar tunggu teratas,” katanya yang menyebut kekosongan vaksin hanya terjadi untuk vaksin polio saja.
Baca juga: Menristek: Permintaan vaksin polio tertinggi di Bio Farma
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020