Jakarta (ANTARA) - Seorang warga Filipina tak bisa kembali ke Hong Kong tempatnya bekerja karena ada larangan perjalanan akibat wabah virus corona. Dilansir NY Times, Jade Doringo telah tiba di bandara Manila lima jam sebelum keberangkatan ke Hong Kong tempatnya bekerja sebagai insinyur perangkat lunak.
Tapi ia tak bisa berangkat, justru boarding pass miliknya diminta.
Pagi itu, 2 Februari 2020, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan larangan perjalanan sementara untuk penerbangan dari China daratan, Hong Kong dan Makau.
Di saat virus corona menyebar di dunia, beberapa negara telah mengeluarkan larangan untuk pelancong yang tiba dari China. Filipina, yang melaporkan satu kasus kematian akibat virus, juga melarang warganya pergi ke Hong Kong dan Macau, wilayah semi-otonom China.
Doringo adalah satu dari ratusan warga Filipina yang kesulitan karena tidak bisa kembali bekerja di tempat lain.
"Bayangkan kebingungan yang kami rasakan saat itu, tidak tahu apa-apa," katanya dalam wawancara telepon pekan lalu.
Doringo duduk di gerbang, melihat kru menunggu persetujuan untuk berangkat dan mendengarkan petugas penerbangan mengulangi pengumuman tentang larangan perjalanan.
Pukul 4 petang, semua pemilik paspor Filipina diminta pergi ke imigrasi. Di sekitarnya, para pekerja domestik menelepon majikan mereka di Hong Kong, suara mereka dihiasi kepanikan.
Lalu kopernya hilang. Tapi tak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali mengikuti penumpang lain yang juga tak bisa kemana-mana. Sebagian besar belum makan sejak pagi. Pukul 11 malam, Doringo keluar dari bandara dengan tangan kosong.
Dia pindah ke Hong Kong dua tahun lalu dengan tujuan membuat hidup yang lebih baik untuk keluarganya. Pekerjaan di Hong Kong menawarkan gaji yang lebih besar ketimbang di Filipina. Tak lama setelah bekerja, dia bisa membeli sepetak tanah di kampung halamannya. Dia juga menabung setiap bulan untuk membangun rumah bagi keluarga.
Bosnya di Hong Kong mengizinkan dia untuk bekerja dari jauh, tapi dia khawatir bila tak masuk terlalu lama.
"Sebagai pekerja Filipina di luar negeri, tak ada dari kami yang rela kehilangan pekerjaan."
Doringo belum tahu kapan bisa kembali ke Hong Kong. Tapi dia sudah menyiapkan masker, cairan alkohol dan camilan sehingga saat dia kembali, dia tak perlu ke luar ruangan.
"Saya takut sakit. Kita semua takut sakit, tapi ini keputusan kami untuk mengambil risiko," kata dia. "Kami tahu konsekuensi ke luar negeri."
Baca juga: Turki keluarkan peringatan perjalanan ke Mongolia akibat virus corona
Baca juga: Di tengah kekhawatiran coronavirus, Thailand larang kapal pesiar
Baca juga: Produksi ponsel diprediksi turun ke level terendah karena virus corona
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020