Indonesia mendorong agar program 100 hari implementasi IA-CEPA dapat dilakukan antara lain dengan pelaksanaan 'Australia Business Week" yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan Australia ke indonesia, juga dengan kunjungan 'major private investor' Aust

Canberra (ANTARA) - Presiden Joko Widodo bergerak cepat dalam mengimplementasikan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia atau "Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement" (IA-CEPA) yang diratifikasi DPR RI pada 6 Februari 2020.

"Indonesia mendorong agar program 100 hari implementasi IA-CEPA dapat dilakukan antara lain dengan pelaksanaan 'Australia Business Week" yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan Australia ke indonesia, juga dengan kunjungan 'major private investor' Australia ke Indonesia," kata Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di gedung parlemen Australia di Canberra, Australia, Senin.

Pernyataan pers bersama itu dilakukan Presiden Joko Widodo dan PM Scott Morrison setelah pertemuan tête-à-tête di Prime Minister's Suite, Indonesia-Australia Annual Leader's Meeting (ALM).

Baca juga: Presiden Jokowi: IA-CEPA tingkatkan keterbukaan perdagangan-investasi

Selepas pertemuan bilateral, Presiden Jokowi dan PM Morrison juga menyaksikan penandatanganan dua nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yaitu Plan of Action of Indonesia-Australia Comprehensive Strategic Partnership oleh Menlu RI dan Menlu Australia dan MoU concerning Transportation Security Cooperation yang ditandatangani oleh Menhub RI dan Menhub Australia.

"Dan juga kerja sama infrastruktur di Indonesia serta kerja sama di bidang pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia sudah disampaikan tadi oleh PM Scott Morrison mengenai akan dibukanya Monash University di Indonesia," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi berharap melalui IA-CEPA, Australia menjadi mitra penting Indonesia di bidang investasi, infrastruktur dan pendidikan.

"Di luar IA-CEPA kita juga membahas kemitraan kedua negara dalam konteks Indo-Pasifik. Kita berharap kedamaian, kesejahteraan dan stabilitas dapat terus tercipta dan terjaga di kawasan Indo-Pasifik," ungkap Presiden.

Baca juga: Indonesia dapat apresiasi karena bantu penanganan karhutla Australia

Di kawasan Pasifik, Indonesia dan Australia sepakat untuk bersama-sama meningkatkan kerja sama di bidang kelautan dan perubahan iklim.

"Kunjungan saya kali ini menandai era baru hubungan Indonesia dan Australia. Rencana aksi pelaksanaan kemitraan strategis komprehensif untuk tahun 2020-2024 juga telah selesai ini berarti dalam 5 tahun ke depan kerja sama bilateral kita akan lebih baik dan lebih terarah," tegas Presiden.

Melalui ratifikasi IA-CEPA, menurut Presiden Jokowi, hubungan ekonomi kedua negara secara komprehensif akan lebih maju dan harus lebih dirasakan manfaatnya oleh rakyat kedua negara.

PM Scott Morrison menyampaikan 100 hari rencana aksi implementasi IA-CEPA menjadi momentum untuk mempercepat kerja sama bagi kedua negara.

"Kesepakatan ini saling menguntungkan karena di satu sisi mengintegrasikan ekonomi kita agar dapat tumbuh pada dekade mendatang. Indonesia akan menjadi salah satu bintang perekonomian dunia dalam 10-20 tahun mendatang dan dengan kesepakatan ini dapat dipastikan ekonomi kita terkoneksi," ungkap PM Morrison.

Baca juga: Presiden pelajari tata kota Canberra untuk ibu kota baru Indonesia

PM Morrison pun menyatakan bahwa akan ada pembicaraan langsung antara Menteri Dalam Negeri Australia dengan mitranya di dalam negeri, selanjutnya dibahas juga persoalan mengenai izin masuk ke Australia serta kerja sama di bidang energi.

"Monash University juga akan membuka kampus pertama di luar negeri di Indonesia berdasarkan kesepakatan ini, selain itu kami juga akan melihat kesempatan untuk dana pensiun Australia dapat berinvestasi di Indonesia seperti dilakukan di beberapa negara lain, ini adalah contoh implementasi IA-CEPA," kata PM Morrison.

DPR RI meratifikasi UU IA CEPA pada 6 Februari 2020. Ratifikasi itu menyusul penandatanganan kesepakatan IA-CEPA kedua negara yang dilakukan pada 4 Februari 2019 yang sudah dibicarakan selama 9 tahun.

Dalam perjanjian yang telah ditandatangani tersebut, Indonesia akan memangkas bea impor sebesar 94 persen untuk produk asal Negeri Kanguru secara bertahap. Sebagai gantinya 100 persen bea impor produk asal Indonesia yang masuk ke Australia akan dihapus.

Salah satu keuntungan Indonesia, antara lain dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia sebanyak 6.474 pos menjadi nol persen.

Produk-produk Indonesia yang ekspornya berpotensi meningkat adalah produk otomotif, khususnya mobil listrik dan hybrid sebab IA-CEPA memberikan persyaratan kualifikasi konten lokal yang lebih mudah untuk kendaraan listrik dan hybrid asal Indonesia dibandingkan negara lainnya.

Selain itu, di sektor perdagangan jasa, Indonesia akan mendapatkan akses pasar di Australia seperti kenaikan kuota visa kerja dan liburan yaitu dari 1.000 visa menjadi 4.100 visa di tahun pertama implementasi IA-CEPA dan akan meningkat sebesar 5 persen di tahun-tahun berikutnya.

Investasi Australia di Indonesia pada 2018 diketahui mencapai 597,4 juta dolar AS dengan 635 proyek terdiri lebih dari 400 perusahaan Australia yang beroperasi di berbagai sektor seperti pertambangan, pertanian, infrastruktur, keuangan, kesehatan, makanan, minuman dan transportasi.

Sementara perdagangan Indonesia-Australia pada 2018 menurut data Kementerian Perdagangan totalnya mencapai 8,62 miliar dolar AS dengan ekspor Indonesia ke Australia mencapai 2,8 miliar dolar AS dan impor 5,82 miliar dolar AS alias Indonesia mengalami defisit perdagangan hingga 3,02 miliar dolar AS.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020