Bupati Kabupaten Belitung, Sahani Saleh di Tanjung Pandan, Minggu mengatakan festival Cap Goh Meh tersebut sengaja dikemas dengan konsep seperti itu guna menarik minat wisatawan berkunjung ke lokasi tersebut.
"Ini merupakan festival Cap Goh Meh yang kedua kalinya yang kita selenggarakan dan tahun depan kami harapkan ini dapat lebih meriah lagi," katanya.
Baca juga: Festival lampion meriahkan Cap Go Meh di Bagansiapiapi
Menurut dia, selain sebagai momentum memperingati hari besar keagamaan perayaan Cap Goh Meh 2020 juga dikemas menjadi agenda pariwisata daerah.
"Kegiatan ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan keanekaragaman produk kuliner kami mulai dari yang tradisional dan menu-menu internasional," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa Kabupaten Belitung, Ayie Gardiansyah mengatakan Cap Goh Meh memang selalu dirayakan dengan penuh kemeriahan.
"Memang dari dulu tradisinya seperti itu dirayakan dengan penuh rasa kegembiraan dan meriah," katanya.
Ia menambahkan, Cap Go Meh merupakan shatu istilah dari dialek Hokkian yang diartikan sebagai perayaan 15 hari setelah tahun baru Imlek.
"Cap Goh Meh juga menandakan berakhirnya segala rangkaian Imlek jadi tepat lima belas hari setelahnya" ujarnya.
Dikatakan, dulu pada zaman Dinasti Han (206 SM - 221 M) Cap Go Meh dirayakan ketika malam hari dengan dipenuhi dengan lampion di sepanjang jalan. Sebab lampion menandakan kesejahteraan anggota keluarga.
"Selain itu Cap Goh Meh dulu juga menandakan datangnya musim tanam jadi para petani dulu suka ria karena sudah mulai bekerja," katanya.
Baca juga: Menteri Agama lepas ratusan peserta festival CGM Singkawang
Pewarta: Kasmono
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020