Ambon (ANTARA) - BMKG Stasiun Geofisika Ambon mengatakan gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,6 pada Sabtu (8/2) pukul 13.36.46 WIB di wilayah Laut Seram dan mengguncang Seram Utara Timur Kobi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Namun gempa ini berbeda dengan gempa bumi tanggal 26 September 2019 lalu di Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat dan beda lokasi serta sumber pemicunya," kata Kepala Seksi Informasi BMKG Stasiun Geofisika setempat, Andi Azhar Rusdin di Ambon, Ahad.
Menurut dia, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas Sesar Naik Utara Seram.
Ada pun kejadian dan parameter gempa bumi pada Sabtu (8/2) 2020 pukul 13.36.46 WIB wilayah Laut Seram diguncang gempa tektonik.
Baca juga: BPBD Maluku Tengah: Tidak ada korban jiwa dan pengungsian akibat gempa
Baca juga: BPBD SBT : Belum ada laporan kerusakan gempa magnitudo 5,2
Baca juga: Gempa bermagnitudo 5 dorong warga Huamual di Seram mengungsi
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo 5,6 yang kemudian dimutakhirkan menjadi Mw 5,4.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2.85 LS dan 129.93 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 68 km arah Barat Laut Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 29 km.
"Guncangan gempa dirasakan di daerah Kobisonta IV MMI pada siang hari dan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, Kairatu (SBB) II MMI dimana getarannya dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," kata Andi Azhar.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tektonik ini tidak berpotensi tsunami.
Untuk gempa susulan, kata Andi Azhar, hingga Sabtu (8/2) pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (after shock) dengan magnitudo terbesar 5,0.
BMK juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan segera menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa."
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.*
Baca juga: Gempa magnitudo 5,0 di Laut Seram tidak berpotensi tsunami
Baca juga: Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat perpanjang status tanggap darurat
Baca juga: Guncangan gempa cukup kuat dirasakan warga Piru, Pulau Seram
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020