Makassar (ANTARA) - Abrasi yang menerjang puluhan rumah di pesisir Pantai Galesong Takalar sejak awal Januari 2020 mengakibatkan sejumlah warga sudah sangat membutuhkan bantuan dalam menghadapi abrasi yang semakin parah.

Hal tersebut terungkap pada temu konstituen atau diskusi penyerapan aspirasi masa sidang II 2020 warga Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan, H Hengky Yasin di Galesong Kabupaten Takalar, Sabtu.

"Kami sudah butuh bantuannya sekarang, karena semakin lama pasir di pinggir pantai mengikis terus dan rumah-rumah kami terancam. Apalagi musim hujan ini," kata seorang warga Palalakkang, Lina Dg Tonji.

Menurutnya, tanggul yang sudah ada pun sudah rusak sehingga hantaman ombak telah mencapai dinding rumah warga setempat.

Baca juga: Abrasi di Kabupaten Takalar semakin parah

Baca juga: ASP sebut penambangan pasir picu abrasi di Galesong Takalar

Baca juga: Warga Sampulungan butuh bantuan atasi abrasi secepatnya

Menanggapi hal tersebut, H Hengky mengemukakan telah melakukan kunjungan ke beberapa titik yang terkena dampak abrasi di sepanjang pesisir Takalar termasuk di Kecamatan Galesong Utara dan Galesong.

"Kami sudah lihat langsung dan memang sudah menjadi prioritas kami untuk mengusulkan adanya perhatian dari pemerintah karena yang menangani ini langsung dari pemerintah pusat," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Rakyat yang berada di Komisi D DPRD Sulsel tersebut menyatakan Pemerintah Provinsi Sulsel juga telah meninjau dampak abrasi di Takalar dan segera melakukan upaya penanganan cepat, dengan meminta langsung ke Balai Besar Pompengan sebagai pihak yang menangani pembangunan tanggul untuk mengatasi abrasi di Takalar.

"Saya sendiri sudah komunikasi dengan Balai Pompengan. Ada dana sebesar Rp14 miliar, tetapi dianggap belum cukup untuk membangun tanggul pemecah ombak di sepanjang pinggir pantai Takalar," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Sulsel, Prof. Nurdin Abdullah telah menjanjikan bronjong sebagai langkah awal penahan abrasi di Takalar agar hal itu tidak semakin parah.

"Saya sudah bicara dengan Balai Pompengan soal bantuan ini dan ternyata bronjong itu sudah ada tetapi dinas terkait di Takalar yang belum datang langsung mengambil bantuan itu," katanya.

Oleh karena itu, merespon keinginan warga pesisir Galesong, H Hengky berjanji untuk segera berkoordinasi dengan dinas terkait yakni Dinas Pekerjaan Umum untuk memobilisasi pengadaan bronjong oleh Balai Besar Pompengan.

"Kami telah diskusikan, sambil kami carikan dana untuk bisa merealisasikan tanggul pemecah ombak," katanya.

Pada kesempatan yang sama, masyarakat juga banyak mengeluhkan tempat sampah karena tidak memiliki wadah untuk membuang, akibatnya sampah warga pesisir lebih banyak di buang ke laut. Bahkan di antara warga ada yang mengusulkan untuk keberadaan Bank Sampah.

Hal ini pun mendapat apresiasi dari H Hengky, karena masyarakat dinilai telah memiliki kesadaran untuk mencari solusi lebih baik agar sampah tidak dibuang ke laut. Mengusahakan ketersediaan tempat sampah berjarak di depan rumah.

Bukan itu saja, warga juga mengharapkan adanya pembinaan dan pelatihan keterampilan atau soft skill bagi ibu rumah tangga di pesisir agar bisa menciptakan produk pangan dari hasil laut.*

Baca juga: Gubernur tinjau abrasi Pantai Galesong Kabupaten Takalar

Baca juga: Warga Takalar gunakan pasir dalam karung untuk tahan abrasi

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020