Washington, (ANTARA News) - Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), yang berpusat di Washington, mengutuk serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 350 orang dan menyebut peristiwa itu sebagai pembantaian yang dilakukan dengan menggunakan senjata yang didanai oleh pembayar pajak AS.
"Meskipun ada 'lampu hijau' terbuka yang diberikan kepada militer Israel oleh pemerintah (Presiden George W.) Bush, umat Muslim Amerika bergabung dengan rekan warganegara lain yang menghormati hukum internasional dan kesucian jiwa manusia dalam tak menerima pembantaian ini yang dilakukan dengan menggunakan senjata yang didanai pembayar pajak AS," kata organisasi itu seperti dilaporkan IINA.
"Harus jelas mulai sekarang bahwa satu-satunya masa depan yang ditawarkan kepada rakyat Palestina oleh pemerintah yang akan meletakkan jabatan ialah suatu penghinaan dan penaklukan yang terus-menerus di tangan kaum penjajah Israel. Sayangnya, reaksi takut-takut negara kita atas babak tragis ini hanya akan menyiram bahan bakar bagi rasa anti-Amerika di dunia Muslim," demikian antara lain isi pernyataan CAIR.
Organisasi itu mendesak Presiden terpilih AS Barak Obama untuk memperlihatkan komitmennya guna mengubah kebijakan satu-pihak mengenai Timur Tengah saat ini di negara tersebut dengan berbicara lantang sekarang guna mendukung perdamaian dan keadilan buat semua pihak dalam konflik beberapa dasawarsa itu.
"Kami juga menyeru para pemimpin dunia untuk melakukan tindakan langsung guna mengakhiri serangan yang sangat tidak seimbang dan kontra-produktif oleh Israel serta mengakhiri blokade kemanusiaan terhadap Jalur Gaza, yang mengakibatkan hancurnya gencatan senjata baru-baru ini.
CAIR menyatakan Sekretaris Jenderal PBB, Uni Eropa (UE), Organisasi Konferensi Islam (OKI), Liga Arab, dan lembaga lain internasional, semuanya, mendesak Israel agar menghentikan serangannya.
CAIR, kelompok kebebasan sipil Islam terbesar di Amerika, memiliki 35 kantor dan cabang di seluruh Amerika serta di Kanada.
Misinya ialah meningkatkan pemahaman mengenai Islam, mendorong dialog, melindungi kebebasan sipil, memperkuat umat Muslim Amerika, dan membina koalisi yang mendorong keadilan serta saling pengertian.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008