Dirut Pertamina Ari Soemarno dalam paparan akhir tahun di Jakarta, Rabu mengatakan, laba setelah pajak diperkirakan mencapai di atas Rp30 triliun.
"Kalau sampai kuartal ketiga 2008, laba sebelum pajak Rp40,3 triliun dan laba setelah pajak Rp26,4 triliun," katanya.
Menurut dia, kegiatan hulu migas menyumbang perolehan laba sebesar 70 persen dan sisanya dari hilir dan lainnya.
Ia mengatakan, perhitungan laba sampai kuartal ketiga 2008 masih memakai harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) 112 dolar AS per barel.
Sedangkan, rata-rata ICP sampai akhir tahun sudah turun mencapai 103 dolar AS per barel.
Namun, Ari memperkirakan, pendapatan dan laba Pertamina pada 2009 akan merosot tajam menyusul penurunan harga minyak.
"Kalau memakai ICP 50 dolar AS per barel maka pendapatan dan keuntungan jelas akan turun tajam," ujarnya.
Menurut dia, dengan harga ICP 80 dolar AS per barel dan kurs Rp9.400 per dolar AS maka laba bersih akan mencapai Rp19 triliun.
Namun, jika ICP 50 dolar AS per barel dan kurs Rp11.000 per dolar AS, maka laba bersih Rp13,8 triliun.
"Kuartal ketiga tahun ini bisa tinggi karena ICP 112 dolar AS per barel dengan kurs Rp9.400 per dolar AS," ujarnya.
Ari melanjutkan, penurunan laba juga dikarenakan biaya pendistribusian BBM bersubsidi tahun 2009 (alpha) yang hanya delapan persen dibandingkan 2008 yang sembilan persen.
"Kami akan rugi dari pendistribusian BBM bersubsidi dengan alpha delapan persen pada harga ICP 50 dolar AS per barel," katanya.
Ari juga menambahkan, pada tahun 2009, Pertamina mengalokasikan investasi sebesar Rp19 triliun yang 60 persen atau sekitar Rp11 trilun diperuntukkan bagi kegiatan hulu.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008
\" KITA UNTUNG BANGSA BUNTUNG\"