Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China menempatkan Indonesia di papan atas dari mitra-mitra pentingnya dalam bidang politik, terlihat semakin baiknya  hubungan bilateral kedua negara khususnya dalam lima tahun terakhir.

"Dalam lima tahun terakhir ini China telah menempatkan Indonesia di papan atas sebagai salah satu mitra penting dan strategis," kata Wakil Kepala Perwakilan RI untuk China Mohamad Oemar, di Beijing, Rabu.

Menurutnya, sejak dibukanya normalisasi hubungan kedua negara tahun 1990 hubungan bilateral kedua negara, khususnya bidang politik, telah berkembang dengan sangat pesat.

Apalagi dengan dengan ditandatanganinya Kerjsama Strategis RI-China pada 2005 oleh Presiden Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao sebagai landasan penting keinginan kedua negara untuk saling meningkatkan kerjasama di berbagai bidang.

Ia mengatakan, salah satu indikasi pentingnya Indonesia bagi China adalah seringnya sejumlah pejabat tinggi China yang berkunjung ke Indonesia untuk berbagai keperluan, baik itu pejabat tinggi partai Komunis China (CPC) dan terakhir kunjungan Wakil PM Li Keqiang yang juga bertemu dengan Presiden Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla.

Demikian pula sebaliknya, sejumlah pejabat Indonesia juga telah beberapa kali melakukan kunjungan ke China, seperti kunjungan Wapres Jusuf Kalla, ketua MPR, ketua DPR, ketua DPD, sejumlah menteri serta para pejabat tinggi lainnya termasuk petinggi partai politik.

"Jadi intinya adalah hubungan politik kedua negara saat ini berada dalam tataran yang tinggi dan masing-masing negara merasa saling membutuhkan dan memerlukan selain saling menghargai," kata Oemar.

Ia mengatakan terus membaiknya hubungan politik kedua negara adalah adanya saling menghormati serta tidak ingin campur tangan urusan dalam negeri masing-masing negara.

Untuk masalah Taiwan misalnya, Indonesia tetap berpijak pada One China Policy yakni tetap mengakui hanya terdapat satu China termasuk juga soal Tibet.

"Kebijakan diplomatik kita sudah tegas soal Taiwan yaitu One China Policy dan kita tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri soal Taiwan juga Tibet," katanya menambahkan.

Demikian pula sebaliknya, tambahnya, pemerintah China juga tidak pernah sama sekali mencampuri urusan dalam negeri di Indonesia baik itu soal sparatisme maupun konflik yang ada lainnya.

Ia berpendapat bahwa hubungan baik politik selama ini dan telah ditempatkan Indonesia di tataran atas sebagai mitra utama, perlu terus dijaga agar tetap kondusif di tahun-tahun mendatang.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008