Semarang (ANTARA News) - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) masih dimungkinkan terjadi pada tahun 2009, namun waktunya sangat dipengaruhi oleh kepentingan politik karena terkait dengan Pemilu 2009. "Mungkin iya (penurunan harga BBM, red.) tetapi apa pemerintah mau melakukannya sekarang itu yang belum bisa ditebak," kata pakar ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang FX Sugiyanto di Semarang, Selasa. Sugiyanto mengatakan, penurunan harga BBM sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik termasuk cara-cara menarik simpati rakyat karena berkaitan dengan Pemilu 2009. Ia mengatakan, kemungkinan penurunan harga BBM tidak akan diikuti oleh penurunan harga di sejumlah sektor lain yang harganya tidak diatur oleh pemerintah. "Kalau harga beras dan gula mungkin masih bisa diintervensi jadi bisa terpengaruh oleh penurunan harga BBM. Akan tetapi sejumlah produk lainnya yang ditentukan oleh mekanisme pasar seperti tekstil akan sulit untuk ikut turun," katanya. Menurut Sugiyanto, penurunan harga BBM juga tidak banyak pengaruhnya terhadap tarif transportasi. Tarif transportasi yang masih ada kemungkinan turun hanya tarif kereta api karena pemegang saham terbesarnya adalah pemerintah. "Termasuk di sektor transportasi, penurunan harga BBM tidak banyak berpengaruh. Tarif angkutan bisa saja turun, tetapi sangat sulit. Kecuali, kalau tarifnya diatur oleh pemerintah," katanya. Jika organiasi pengusaha angkutan darat (Organda), lanjut Sugiyanto, melakukan hitung-hitungan dan menurunkan tarif angkutan umum, ada kemungkinan penurunan harga BBM diikuti dengan penurunan biaya yang lain. "Jika dihitung biayanya turun, tetapi untuk menurunkan tarif angkutan secara sukarela pasti sulit. Sifatnya seperti itu, kalau naik cepat tetapi kalau turun susah," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008