Jakarta (ANTARA News) - Presidium Pemuda Islam se-ASEAN memberikan ultimatum kepada Israel untuk menghentikan aksi penyerangan terhadap rakyat Palestina dalam jangka waktu 5 X 24 jam dari saat ini.

"Karena itu, selain mendesak kepada PBB untuk menghentikan aksi itu, juga mendukung langkah pemerintah Indonesia dalam melakukan tindakan nyata untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina," kata Presidium Pemuda Islam se-ASEAN, Suaib Didu kepada pers di Jakarta, Selasa.

Presidium pemuda Islam se-ASEAN itu terbentuk dan didirikan di Malaysia sejak 2001/2002 dan memiliki koordinasi dan komandan teritorial di beberapa negara dan kawasan, mulai ASEAN, Timur Tengah, Eropa dan Amerika.

Jika dalam tenggat itu, katanya, Israel tak bergeming maka organisasi yang mengklaim memiliki ribuan `pasukan` alumni aktivis perang Afganistan ketika melawan Rusia itu baik yang tersebar di ASEAN maupun di luar ini, maka mereka akan menginstruksikan kepada para pasukan khususnya untuk melakukan perlawanan pada daerah-daerah dan titik yang telah ditentukan sebelumnya.

"Daerah dan titik tersebut, bisa saja di daerah di negara sekutu Israel maupun di Palestina," katanya.

Artinya, aksi tersebut jelas-jelas diinstruksikan di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Aksi sejenis pernah dilakukan oleh organisasi itu tahun lalu, ketika Israel melakukan aksi penyerangan di Lebanon. "Gelar pasukan waktu itu kami lakukan di Kalbar (Kalimantan Barat) dan ultimatum selama 2 X 24 jam dan misi kami berhasil. Artinya, Israel menghentikan aksinyam," katanya.

Ia menambahkan, aksi organisasi yang dibiayai oleh para donatur internasional secara pribadi tersebut fokus pada upaya pencegahan dan memerangi sumber aksi penyerangan, bukan dengan dengan aksi kemanusiaan lainnya. "Kami menutup sumber masalah, bukan mengobati `akibat` yang ditimbulkan," katanya.

Ia juga mengaku, komando organisasi itu berdasarkan kesepakatan dalam rapat darurat beberapa waktu lalu diputuskan, dalam enam bulan ke depan berpusat di Indonesia.

"Indonesia dipilih karena masyarakat Indonesia paling siap untuk digerakkan dan kedua, sikap politik Pemerintah Indonesia paling jelas dan tepat yakni mendukung kemerdekaan Palestina," kata Suaib.

Ia juga menambahkan, pihaknya memiliki kesiapan pasukan yang tidak takut mati untuk berangkat ke medan terdepan di titik-titik tertentu. Total `pasukan` yang dimiliki mencapai 2.847 personil dengan rincian di luar ASEAN 586 dan di ASEAN 2.451 orang.

Mereka terdiri dari Pasukan Bom Jihad, Pasukan Ifiltrasi, Logistik, Medis, Teknik Informasi, Ahli Bom dan Persenjataan dan Pasukan Gabungan. "Saat ini yang siap digerakkan adalah 586 orang yang posisinya di luar ASEAN," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008